Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BMKG Pastikan Kekeringan di Batam Bukan Akibat Pengaruh El Nino
Oleh : Hadli
Kamis | 30-07-2015 | 16:39 WIB
Daam_duriangkang.JPG Honda-Batam
Dam Duruangkang.

BATAMTODAY.COM, Batam - Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menilai, penyusutan air tampung yang terjadi pada dam di Batam sangat kecil disebabkan pengaruh pada fenomena El Nino.

"El Nino merupakan fenomena atau gejala bukan gelombang panas. Untuk wilayah Indonesia bagian barat, khususnya Batam, pengaruhnya kecil. Kondisi pengaruh El Nino kalau untuk Indonesia timur dan tengah memang sangat berpengaruh," ujar Philip Mustamu, Kepala BMKG Hang Nadim Batam, Kamis (30/7/2015).

Wilayah Batam, menurut prakiraannya, tetap terjadi curah hujan yang bersifat setempat, tidak terjadi secara menyeluruh. Curah hujan akan terjadi secara kontinyu pada akhir November sampai awal Januari 2016 mendatang.

Sedangkan El Nino ektrem, tambahnya, berdampak pada kekeringan lama dan besar. Fenomena El Nino terjadi dengannya curah hujan terhadap rata-rata tahunan.

"Dengan kata lain, El Nino terlihat karena defisit curah hujan. Sedangkan Lalina kebalikannya, terjadinya surplus curah hujan," terangnya.

Sebelumnya, kemarau panjang yang sempat melanda Batam beberapa bulan lalu masih berdampak terhadap ketersediaan air baku. Curah hujan yang semakin jarang membuat dam-dam yang menjadi urat nadi Pulau Batam menyusut tajam.

Corporate Communication Manager ATB Batam, Enriqo Moreno, menyampaikan, Dam Duriangkang yang merupakan dam terbesar dan menjadi andalan PT Adhya Tirta Batam (ATB) menyusut hingga 1,84 meter. "Penyusutan tersebut merupakan penyusutan terbanyak sepanjang sejarah," ungkap Enriqo Moreno, Corporate Communication Manager ATB, kemarin.

Bahkan akibat cuaca yang tidak bersahabat tersebut, Instalasi Pengolahan Air (IPA) Nongsa, bahkan terpaksa harus mengurangi jumlah air yang diolah karena air baku yang tidak cukup.

"Saat ini untuk di Dam Nongsa mengalami penyusutan 3,98 meter dan Dam Sei Harapan menyusut hingga 3,65 meter. Sementara, Dam Mukakuning menyusut 2,95 meter dan Dam Ladi menyusut 2,71 meter," terang Enriqo. (*)

Editor: Roelan