Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Buntut Kecelakaan Hercules di Medan

Pemerintah Diminta Tidak Lagi Tambal Sulam Alutsista TNI
Oleh : Surya
Jum'at | 03-07-2015 | 09:30 WIB

BATAMTODAY.COM, Jakarta-Anggota Komisi I DPR RI FPDIP Effendy Simbolon menegaskan, jika pihaknya tidak ada keraguan dengan sosok Gatot Nurmantiyo sebagai calon Panglima TNI


Anggota Komisi I DPR RI FPDIP Effendy Simbolon menegaskan, jika pihaknya tidak ada keraguan dengan sosok Gatot Nurmantiyo sebagai calon Panglima TNI. 

Apalagi Gatot sudah memaparkan jika mulai tahun 2043, Indonesia akan menjadi daerah konflik di tengah dunia berebut energi dan sumber daya alam (SDA), karena bumi tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan makanan.

“Indonesia sebagai salah satu negara yang akan dilintasi oleh equator itu, maka mempekuat Alusista jangan hanya tambal sulam,” tegas Effendi Simbolon I dalam dialektika demokrasi ‘Hercules dan Tantangan Panglima TNI Baru’  bersama anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha, Alimin Abdullah, dan pengamat militer Susaningtiyas Nefo Handayani Kertopati di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (2/7/2015)

Namun, untuk memperkuat TNI tersebut kata Effendi, kebijakan anggarannya ada di Kemenhan RI, sedangkan Panglima TNI hanya sebatas mengusulkan melalui Renstra (rencana strategis). Dia menyontohkan untuk membeli 16 Sukhoi 35 @ Rp 12 triliun sampai sekarang belum terealisir. 

“Jadi, tergantung Presiden Jokowi. Apalagi asing sudah hampir menguasai seluruh aspek kehidupan negara ini. Untuk itu membangun TNI kuat itu harus disesuaikan dengan tingkat ancamannya,” ujarnya.

Alimin Abdullah menilai terlalu lama soal Alusista TNI ini dimainkan oleh para mafia, sehingga banyak persenjataan TNI yang tidak layak pakai. 

“Terlalu lama Alusista ini dikuasai oleh mafia, sehingga dapatnya yang bekas-bekas. Inilah antara lain yang harus dibongkar pemerintah jika berkomitmen membangun TNI yang kuat,” tambahnya.

Susaningtiyas yang akrab disapa Nuning menegaskan jika berbicara TNI tak bisa terlepas dari semua matra; baik laut, udara, maupun darat. Juga tidak bisa lepas dari tingkat kesejahteraan parjurit. 

“Modernisasi Alusista itu suatu keniscayaan, demikian pula regulasi. Tapi, saya yakin Pak Gatot itu profesional, senang blusukan, dedikasinya tinggi, dan dekat dengan parjurit. Namun, beliau tak bisa hanya melihat TNI AD, melainkan juga AU, AL, kesejahteraan dan pendidikan. Sebab, sulit kalau pilot pesawat tempur masih memikirkan biaya anaknya untuk sekolah,” tuturnya. 

Editor : Surya