Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Desak Anak Diterima, Anggota DPRD Batam dan Puluhan Orang Tua Geruduk SMAN 5
Oleh : Gabriel P Sara
Kamis | 02-07-2015 | 15:20 WIB
ortu di sman 5 batam.jpg Honda-Batam
Puluhan wali murid bersama salah satu anggota DPRD Batam yang memprotes karena anak mereka tak diterima SMA Negeri 5. (Foto: Gabriel P Sara/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Berdasarkan aturannya, menerima siswa baru di luar ketentuan yang telah ditetapkan adalah sebuah pelanggaran. Diduga, SMAN 5 Batam masih saja menerima siswa baru "titipan" sejumlah pihak. Belakangan, giliran puluhan wali murid yang ingin ikut-ikutan "menitipkan" anaknya di sekolah itu.

Namun, para orang tua yang mendatangi SMAN 5 Batam itu kecewa. Pihak sekolah menolak menerima permintaan orang tua agar anak mereka diterima.

Jurado Siburian, anggota DPRD Kota Batam, termasuk salah satu orang tua yang kecewa karena anaknya tak diterima di sekolah itu.

"Memang saya salah. Tapi itu sudah melanggar (ketentuan penerimaan siswa baru). Terlebih, banyak sekali calon siswa yang ditolak mentah-mentah oleh sekolah sementara yang lain menitip tapi masih diterima oleh panitianya. Parahnya, kepala sekolah tak hadir dan ditelepon pun tak mau angkat," kata Jurado saat ditemui di SMAN 5 Batam, Kamis (2/7/2015).

Jurado mengaku sempat menunggu lama untuk bertemu dengan Karyati, Kepala SMA Negeri 5 Batam guna mempertanyakan kejelasan penerimaan peserta didik baru (PPDB) di sekolah tersebut. Tiga jam berlalu sang kepala sekolah tak juga muncul.

Sementara itu, Marlon Brando Siahaan, anggota Komisi IV DPRD Batam yang juga ada di lokasi mengakui belum tahu pasti permasalahan tersebut. Namun, saat ini ia masih menampung aspirasi dari puluhan wali murid yang protes karena titipan anak mareka tidak diterima di sekolah tersebut.

"Ini perselisihan antara pendaftaran online dan ofline. Jadi, sebenarnya tanggal 1 dan 2 itu daftar ulang untuk online. Tapi banyak orang tua yang mendaftar ofline, ikut datang dan mendesak agar anaknya bisa daftar ulang," kata Marlon.

Dijelaskannya lagi, sebenarnya orang tua yang datang ke sekolah dan mendesak-desak pihak sekolah agar bisa mendaftar ulang anaknya lantaran was-was kalau kuota penerimaan anak sekolah sudah penuh, dan anak yang daftar ofline ditolak.

"Kesalnya, ini kepala sekolah kok gak diangkat waktu saya telepon. Kan harusnya dia mendengar keluhan orang di sekolahnya," ujar Marlon kesal.

Marlon menuturkan, PPDB di jenjang SMA sekarang sudah tak memakai jalur tes. Asal daftar dan nilai bagus, tentunya akan diterima di sekolah tersebut. Sementara yang nilai jelek, bisa jadi diterima jika memang kuota masih longgar.

"Itulah permasalahan runyamnya. Kalau bisa, saya beli sekolah ini nanti," celetuk Marlon sambil bercanda.

Yang lebih parahnya lagi, pihak SMA Negeri 5 Batam juga dituding diam-diam membuat rekening baru yang mengatasnamakan kepala sekolah sendiri.

"Sebenarnya sudah menyalahi aturan yang ada. Kalaupun membuat rekening baru untuk PPDB itu harusnya nama panitianya sendiri. Akan tetapi pihak panitia berasalan dengan menyatakan bahwa tak ambil pusing, karena panitia di sekolah itu tiap tahun berganti-ganti," terangnya Marlon.

Meskipun dibuat begitu, tambah Marlon, ia sebagai anggota dewan, akan kita terus selidiki perkembangan rekening tersebut sejauh mana digunakannya.

Sementara itu Ketua Panitia PPDB SMAN 5 Batam, Surdayenti, yang ditemui di ruang kerjanya mengatakan, rekening yang dimaksud bertujuan untuk mengantisipasi uang masuk dari pembayaran uang baju dan uang sekolah selama dua bulan pertama berturut-turut.

"Memang betul ada rekening Mandiri baru. Namun, rekening itu untuk antisipasi saja," jelasnya.

"Kita sengaja membuat rekening itu. Hal itu, untuk menghindari uang masuk dari siswa saat mendaftar ulang ini. Soalnya dari tahun ke tahun uang selalu kurang dan ada yang hilang," pungkasnya. (*)

Editor: Roelan