Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Banyak Anak Tak Diterima di Sekolah Negeri, Wali Kota Tanjungpinang Minta Disdik Perpanjang PPDB
Oleh : Habibi
Senin | 29-06-2015 | 16:50 WIB
lis darmsnyah di kantor disdik tpi.jpg Honda-Batam
Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, saat menerima pengaduan wali murid yang belum mendapatkan kursi. (Foto: Habibi Kasim/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Masa penerimaan peserta didik baru (PPDB) di Tanjungpinang sudah rampung dan tahap pendaftarn ulang. Namun, sejumlah wali murid yang anaknya tak diterima di sekolah negeri tetap menempuh berbagai cara: menandatangi kantor Dinas Pendidikan dan kediaman Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah.

Pada Senin (29/6/2015) siang tadi, masih banyak orang tua yang tetap bertahan di kantor Dinas Pendidikan berarap ada "pengecualian" untuk anaknya agar diterima di sekolah negeri. Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, juga menyempatkan diri berkunjung ke kantor Dinas Pendidikan dan menerima pengaduan dari sejumlah wali murid.

Melihat masih banyak siswa yang belum diterima di sekolah negeri, Lis akhirnya meminta Kepala Dinas Pendidikan untuk membuka pendaftaran khusus selama tiga hari bagi calon siswa tersebut. "Saya jamin seluruh siswa-siswi di Tanjungpinang bisa sekolah," ujar Lis saat diwawancarai.

Lis mengatakan, pembukaan pendaftaran khusus tersebut memang sebuah cara mencari solusi agar anak bisa sekolah. Kendati demikian dalam pendaftaran khusus ini, siswa tidak diperbolehkan memilih sekolah.

"Jadi, kita harap wali murid tidak pilih-pilih sekolah lagi, yang penting semua bisa bersekolah. Nanti dinas yang akan mengatur di mana anak-anak yang belum mendapatkan kursi di sekolah," ujar Lis.

Memang permasalahan PPDB saat ini menurut Lis dikarenakan banyak masyarakat yang masih memikirkan tentang sekolah favorit dan tidak favorit. Padahal, menurut Lis, semua sekolah di Tanjungpinang sama saja, tidak ada yang dibeda-bedakan dari setiap sekolah.

"Sekolah swasta juga sama kualitasnya. Tapi susahnya masyarakat kita masih rebutan untuk sekolah di sekolah negeri. Itu yang membuat susah," ujar Lis.

Memang, formulir di sekolah "favorit" seperti di SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMK Negeri 1 laku keras ketimbang formulir di SMA Negeri 6. Bahkan di SMA Negeri 6, kuota siswa masih banyak kurang karena para wali murid memilihkan anaknya bersekolah di sekolah favorit dan akhirnya tidak lulus.

"Jadi, kita akan buka pendaftaran lagi dari tanggal 1 sampai tanggal 3 Juli. Nanti kita serahkan ke dinas dimana akan ditempatkan anak ini," ujar Lis. (*)

Editor: Roelan