Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Biaya Masuk Sekolah Ternyata 'Gede' Juga

Siswa Baru di SMKN 1 Tanjungpinang Wajib Nabung di Bank Mini Sekolah
Oleh : Habibi
Senin | 29-06-2015 | 12:00 WIB
psb tanjungpinang.jpg Honda-Batam
Aktivitas penerimaan siswa baru di SMK Negeri 1 Tanjungpinang. (Foto: Habibi kasim/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Sejumlah sekolah menengah di Tanjungpinang ternyata langsung memungut biaya-biaya lainnya selain biaya seragam untuk siswa barunya. Jika ditotal dengan uang seragam, biaya masuk sekolah bagi siswa baru ini bisa tembus Rp2 juta juga.

Seperti keluhan sejumlah wali murid yang anaknya diterima di SMK Negeri 1 Tanjungpinang. Meskipun bisa dicicil, namun mengingat kebutuhan selama bulan puasa meningkat--apalagi menjelang Lebaran, maka biaya "de-el-el" selain uang seragam itu dinilai terlalu dini. Apalagi sekolah juga masih libur panjang.

Ada suatu sekolah yang mematok cicilan pertama biaya uang masuk itu minimal 50 persen. Terkesan, pihak sekolah khawatir orang tua siswa "kehabisan uang" setelah Lebaran dan banyak yang akan beralasan karena tak bisa bayar.

"Anak saya jebol di SMK Negeri 1 langsung dipungut uang MOS (masa orientasi siswa), uang sekolah langsung dua bulan, Juli sama Agustus. Hitung-hitung Rp2 juta juga sekali dikeluarkan," ujar Rahman, salah satu wali murid saat ditemui di sekolah tersebut, Senin (29/6/2015).

Selain dari dana tersebut, siswa di SMK juga turut diminta dana LKS, O2SN, OSTN dan FL2SN sebesar Rp 250 ribu, dana pengembangan program pendidikan Rp300 ribu, dan uang MOS sebesar Rp150 ribu.

"Ada pula wajib menabung di bank mini SMK Negeri 1 sebesar Rp75 ribu. Sudah Rp750 ribu tambah uang baju Rp1.350.000 dan uang SPP Rp300 ribu, jadi Rp2,4 jutalah," ujar Rahman.

Sementara itu salah seorang panitia penerimaan siswa baru yang enggan dituliskan namanya kepada BATAMTODAY.COM mengatakan, bahwa dana tersebut boleh dicicil. "Pembayaran bisa tiga kali cicil, jadi jangan takut tidak bisa Lebaran. Untuk pembayaran pertama kami terima minimal Rp500 ribu," ujar guru tersebut.

Pantauan di beberapa sekolah, memang kesemuanya menerapkan hal yang sama yaitu langsung memungut uang pengembangan. Namun berbeda dengan SMK yang blak-blakan, SMA malah tidak mau langsung membicarakan uang pengembangan, yang penting uang seragam terlebih dahulu diselesaikan.

"Kami bayar uang seragam saja Rp1,1 juta. Jadi, uang pengembangan bisa nanti," ujar Elfizah, Kepala SMAN 4 Tanjungpinang, saat ditemui di sekolahnya. (*)

Editor: Roelan