Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kondisi Perekonomian Lingga Terpuruk, Biaya Pendidikan Terasa Mahal
Oleh : Nurjali
Sabtu | 27-06-2015 | 09:44 WIB
psb di lingga.jpg Honda-Batam
Penerimaan siswa baru di SMK Negeri 1 Singkep. (Foto: Nurjali/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Sejumlah orang tua di Dabosingkep, Kabupaten Lingga, mengeluhkan biaya pendidikan yang harus mereka keluarkan demi masa depan anak-anak mereka. Saat ini kondisi perekonomian Lingga sedang terpuruk sehingga biaya pendidikan itu terasa memberatkan mereka.

"Kondisi ekonomi kita saat ini sudah hancur-hancuran, sementara biaya masuk sekolah semakin tak kenal kompromi, mulai dari biaya seragam dan uang-uang lainnya," keluh Zulkarnaen, orang tua di Singkep Selatan kepada BATAMTODAY.COM, Jumat (26/6/2015).

Menurutnya, keadaan Lingga yang sudah terpuruk akibat defisit anggaran semakin diperparah dengan situasi politik menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada). Menurutnya, nyaris semua pejabat publik dan politikus sibuk menyusun strategi untuk menghadapi pilkada jelang pendaftaran calon bupati ini sehingga fokus untuk menjalankan tanggung jawab sebagai pelayan masyarakat terabaikan.

"Kalau ekonomi di daerah kita normal seperti dulu, mungkin orang tua murid tak banyak mengeluh. Tapi saat ini masyarakat sudah sangat terpuruk, mata pencaharian mereka tidak ada, kondisi daerah juga menyedihkan," katanya.

Menurutnya lagi, yang sangat memberatkan wali murid adalah uang untuk seragam sekolah, khususnya untuk SLTP dan SLTA, mulai dari Rp900 ribu hingga Rp1 juta lebih. Uang seragam setiap sekolah juga bervariasi, belum lagi biaya administrasi lainnya seperti uang sumbangan komite di jenjang SLTA serta biaya kuliah.

"Yang diharapkan bukanlah membantu dari segi keuangan, tapi ada solusi terbaik seperti keseragaman biaya, khususnya bagi sekolah negeri, dan transparansi keperluan biaya tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman," ujarnya.

"Kalau kondisi ini tidak diperhatikan bukan tidak mungkin akan banyak anak yang putus sekolah," imbuh Zulkarnaen.

Sementara itu Kepala SMK Negeri 1 Singkep, Samsul Hadi, menuturkan, khusus untuk sekolahnya saat ini baru meminta biaya administrasi untuk masuk sebesar Rp150 ribu per anak. Sementara biaya seragam lainnya masih belum disampaikan dan nantinya akan dirapatkan bersama wali murid dan komite sekolah.

Jika nanti biaya seragam tersebut terlalu tinggi maka pihak sekolah akan mengupayakan agar ada keringanan bagi siswa yang kurang mampu dan masa penyicilannya diperpanjang. "Kalau yang kurang mampu kita upayakan cari orang tua asuh, dan biayanya juga bisa dicicil," ujarnya. (*)

Editor: Roelan