Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Anggota DPD RI Asal NTT Sebut Masalah Kelaparan di NTT bukan Hal Baru
Oleh : Surya
Rabu | 24-06-2015 | 18:25 WIB

BATAMTODAY.COM, Jakarta-Anggota Komite II DPD RI, Ibrahim Agustinus Medah mengatakan bahwa gizi buruk yang melanda daerahnya bukan hal baru. Ternyata provinsi tersebut telah mengalami gizi buruk selama belasan tahun secara rutin. 


“Setiap tahun kalau soal kurang gizi, rawan pangan, gizi buruk terus menerus. Di NTT hal seperti itu sudah terjadi setiap tahun selama 15 tahun,” kata Medah di DPD RI, Rabu, (24/6/2015).

Dijelaskan Medah bahwa rendahnya kualitas gizi masyarakat tidak lepas dari rendahnya pendapatan. Untuk itu pemerintah perlu mencarikan jalan keluar yang terintegrasi agar pendapatan masyarakat di NTT bisa meningkat. 

“Penyebab gizi buruk, kemiskinan di NTT adalah pendapatan yang rendah,” lanjut Medah.

Sebenarnya, lanjut Medah, kalau pemerintah pusat mau serius menangani hal tersebut tidaklah terlalu susah. Sebab, hingga saat ini saja ada sekitar 1 juta lahan tidur di provinsi itu. Dengan sedikit program pembangunan terintegrasi dengan memanfaatkan lahan tidur, maka pendapatan masyarakat bisa langsung meningkat. 

"Dengan demikian rakyat di NTT akan mampu membeli bahan makanan dengan kualitas lebih baik dari sebelumnya. Lahan tidur di NTT itu diatas 1 juta hektar, padahal bisa digunakan untuk meningkatkan pedapatan per kapita,” katanya. 

Sementara Ketum PP Pemuda Katolik Agustinus Tamo Mbapa menegaskan akan mengajukan gugatan class action kepada Gubernur NTT dan pejabat publik terkait lainnya untuk meminta pertanggungjawaban soal ini. Menurut Agustinus Tamo para pemimpin daerah tak boleh lepas tangan atas persoalan ini.

Sejumlah anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di antaranya; Ketua DPR Setya Novanto (Golkar), Herman Herry, (PDIP) dan Victor Laisodat (Nasdem) dan Benny K Harman (Demokrat) dikritik lantaran sampai saat ini belum juga memberikan bantuan apa pun kepada warga Kecamatan Amanuban Selatan dan Kecamatan Kualin yang terpaksa makan putak akibat kekeringan yang menyebabkan gagal panen.

Editor : Surya