Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemerintah Siapkan Bantuan Hukum Delapan WNI Terduga Perompak Tanker Malaysia
Oleh : Redaksi
Selasa | 23-06-2015 | 13:58 WIB
8-WNI.jpg Honda-Batam
Inilah kedelapan WNI yang dituduh merompak kapal berbendera Malaysia, MT Orkim Harmony, yang kini ditahan di Vietnam. (Foto: ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah akan memberikan pendampingan hukum kepada depan warga negara Indonesia (WNI) yang ditahan pihak berwenang di Bietnam karena dituduh terlibat dalam perompakan MT Orkim Harmony, tanker berbendera Malaysia.

Seperti dinukil dari laman Sekretaris Kabinet, Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno LP Marsudi, mengatakan, saat ini sudah ada tim dari Kemlu untuk memintakan akses kekonsuleran. Namun sejauh ini ia belum menerima laporan apakah tim tersebut sudah diberikan akses menemui kedelapan WNI itu.

"Kita ada dua kepentingan, satu adalah untuk memverifikasi (apakah) betul mereka adalah warga negara Indonesia. Yang kedua, tentunya untuk memberikan pendampingan hukum," kata Retno Marsudi kepada wartawan seusai diterima Presiden Jokowi, di kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (23/6/2015) pagi.

Retno mengakui, pertemuannya dengan Presiden juga untuk melaporkan mengenai masalah status delapan WNI yang sedang ditahan di Vietnam itu. Menurutnya, jangan sampai ada hak-hak hukum kedelapan WNI tersebut yang terkurangkan di dalam prosesnya nanti.

Kemlu, imbuh Retno, juga belum bisa memastikan kedelapan orang yang ditahan itu sebagai WNI. "Sementara menurut pengakuan, iya. Tapi kan kita harus verifikasi. Oleh karena itu, kita minta masuk melalui akses kekonsuleran untuk kita lakukan verifikasi," kata Menlu.

Sebelumnya dugaan kedelapan terduga perompak MT Orkim Harmony berkewarganegaraan Indonesia disampaikan aparat keamanan Vietnam lantaran mereka berbahasa Indonesia. "Delapan pria yang ditahan Vietnam dengan dugaan membajak kapal tanker berbendera Malaysia berbicara dalam bahasa Indonesia dan membawa sejumlah besar uang tunai ketika mereka ditahan," tulis media pemerintah, VNExpress, Minggu (21/6/2015).

Kedelapan pria tersebut berusia antara 19-61 tahun berbicara dalam bahasa Indonesia dan tidak dapat menjelaskan asal mata uang asing yang mereka bawa serta puluhan telepon.

Kapal MT Orkim Harmony yang membawa 6.000 ton minyak RON95 dilaporkan hilang dekat Tanjung Sedili, lepas pantai Kota Tinggi, Johor sejak Jumat pekan lalu. Namun pada Rabu (17/6/2015) lalu, kapal tersebut ditemukan di dekat perairan Kamboja.

Saat ditemukan, cat dan nama kapal MT Orkim Harmony telah dimofikasi menjadi Kim Harmon, dan memiliki 22 anak buah kapal, 16 berkewarganegaraan Malaysia, lima WNI dan satu Myanmar.

Kedelapan perompak berhasil kabur dari kepungan kapal perang Malaysia yang mengejar mereka dengan menggunakan perahu kecil. Mereka berhasil ditangkap setelah perahunya mengalami kecelakaan di Pulau Tho Chu. (*)

Editor: Roelan