Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sejumlah Pihak Ragukan Rilis Survei INES Soal Calon Gubernur Teratas
Oleh : Redaksi
Kamis | 11-06-2015 | 17:27 WIB

BATAMTODAY.COM, Batam - Survei Indonesia Network  Election Survey (INES) yang menempatkan Soerya Respationo di posisi teratas elektabilitas dan popularitas calon Gubernur di Kepulauan Riau mendapat sorotan sejumlah pihak.

Pengamat politik dari The Political Literacy Institute Adi Prayitno menilai hasil survei INES perlu dikritisi mengingat rekam jejak lembaga tersebut pada Pilpres 2014 lalu yang selalu mengunggulkan Prabowo Subianto, jauh di atas Joko Widodo.

"Padahal mereka sebenarnya tak melakukan survei lapangan. Tiba-tiba muncul rilis survei. Cek saja pengakuan mantan direkturnya (Irwan Suhanto) saat itu," kata Adi dalam siaran pers yang diterima BATAMTODAY.COM, Kamis (11/6/2015). 

Menurutnya, pengakuan mantan direktur INES itu seolah membuka kedok di balik setiap rilis survei yang mereka keluarkan. Akibatnya, data-data mereka sulit dipercaya karena sebelumnya pernah melakukan kebohongan publik.

"Track record lembaga survei itu penting. Sekali terbongkar melakukan manipulasi data, maka secara moral, etika, dan ilmiah tak bisa dipercaya lagi," kata Adi.

Karena itu, dia mengingatkan perlu berhati-hati membaca hasil survei, karena tak sedikit lembaga survei yang berani melakukan kebohongan dengan merilis hasilnya ke publik. 

Ini terutama terjadi dalam survei pendahuluan jauh sebelum memasuki masa kampanye. "Jelang Pilkada serentak memang banyak rilis survei dari lembaga yang belum teruji kredibilitasnya. Mereka berani tampil karena pelaksanaan kampanye masih jauh. Jika ternyata nanti hasilnya salah, alasannya akan macam-macam," ungkapnya.

Sementara itu, peneliti sekaligus tenaga lapangan survei yang sering melakukan survei di Kepri Syafraji mengemukakan, ada kejanggalan dalam survei INES tersebut. Salah satunya, periode survei yang terlampau singkat dengan beban sampel 1.250 responden.

"Agak janggal karena itu hanya dilakukan 10 hari. Padahal medan di Kepri cukup sulit, terdiri dari berbagai pulau yang jauh-jauh. Beda dengan di Jawa atau daerah lain," katanya.

Hal lain yang juga agak meragukan yakni soal jeda waktu dari pengambilan data dengan rilis yang disebarkan. Survei itu baru dirilis tanggal 6 Juni, atau Sabtu malam. 

"Nah, surveinya dari tanggal 27 April sampai 8 Mei lalu. Jadi ada jeda satu bulan. Padahal biasanya pengolahan data waktunya tak jauh beda dengan pengambilan data," urainya.

Karenanya, Syafraji tidak yakin data itu masih relevan untuk dikonsumsi publik. Sehingga, kata dia, tidak salah jika sebagian pihak mencurigai ada motif lain di balik rilis  tersebut. "Bisa saja motifnya untuk memengaruhi partai politik agar didukung. Atau menggiring opini publik," tandasnya.

Sebelumnya, INES mengeluarkan rilis survei Pilgub Kepri 2015, belum lama ini. Hasilnya, dari beberapa figur yang akan maju, elektabilitas Soerya Respationo mencapai 31,3 persen, jauh unggul dibanding figur lain seperti Muhammad Sani 14,1 persen, dan Ansar Ahmad 9,7 persen.

Survei melibatkan 1.250 responden dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Pihak INES menyatakan bekerjasama dengan ANES (America Network Election Survei) dalam menyelenggarakan survei di seluruh wilayah Kepri.

Editor: Dodo