Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hubungan Warna Ingus dan Kesehatan Anda
Oleh : Redaksi
Jum'at | 05-06-2015 | 12:12 WIB
Pilek.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM - Manusia biasanya memproduksi sekitar 1,7 liter ingus dalam sehari. Namun, seringnya kita tidak memeriksa warna ingus yang mengalir dari hidung. Padahal ini penting untuk mengetahui kondisi tubuh.

Deutsche Welle melansir artikel yang membahas hubungan warna ingus dengan kesehatan Anda. Berikut ini ulasannya,

Transparan
Anda sehat. Kandungan terbanya ingus yang normal adalah air, protein, antibodi, dan larutan garam. Jaringan hidung memproduksinya terus menerus. Sebagian besar mengalir ke dalam kerongkongan dan dicerna di lambung.

Putih
Hidung tersumbat. Jaringan dalam hidung membengkak dan meradang sehingga memperlambat aliran ingus dan membuatnya lebih kental dan berwarna putih. Ini bisa menjadi pertanda infeksi hidung atau sakit pilek.

Kuning
Pilek atau infeksi flu bertambah parah. Sel kekebalan tubuh yang memerangi infeksi menuju lokasi infeksi mikrobial atau viral. Sel darah putih termasuk diantaranya. Setelah kelelahan, sel menuju saluran ingus dan memberikan nuansa warna kekuningan. Pilek biasanya akan sembuh dalam 10-14 hari.

Hijau
Sistem kekebalan tubuh Anda melawan penyakit. Ingus kental mengandung sel darah putih yang mati dan sisa-sisa perang melawan infeksi. Jika Anda masih sakit setelah 12 hari, sebaiknya pergi ke dokter. Ini bisa pertanda Sinusitis sejenis infeksi bakterial. Jika Anda demam atau merasa pusing, sebaiknya juga segera kunjungi dokter.

Pink atau Merah
Artinya ingus mengandung darah. Jaringan dalam hidung rusak. Mungkin karena kering, iritasi, atau terbentur sesuatu.

Cokelat
Bisa merupakan sisa darah yang mengering. Tapi lebih memungkinkan pertanda sisa sesuatu yang Anda hirup, seperti debu kotoran, tembakau atau bubuk paprika.

Hitam
Jika Anda bukan perokok atau pengguna narkoba, ingus berwarna hitam bisa berarti infeksi jamur yang serius. Menurut penelitian lain, ingus hitam dimiliki oleh orang yang tinggal di kawasan dengan polusi udara parah.

Sumber: Deutsche Welle