Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bahasa Indonesia berasal dari Karya Raja Ali Haji

Pemerintah Diminta Usulkan Pulau Penyengat sebagai Salah Satu Warisan Dunia ke UNESCO
Oleh : Surya
Sabtu | 23-05-2015 | 10:10 WIB
2015-05-23 10.49.49.jpg Honda-Batam
Ketua Komite III DPD RI Hardi Selamat Hood, Senator asal Provinsi Kepulauan Riau.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Cikal bakal Bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa persatuan bangsa ini, merupakan hasil pemikiran Raja Ali Haji, sastrawan yang berasal dari Pulau Penyengat --yang saat ini masuk dalam wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

Ketua Komite III DPD RI Hardi Selamat Hood dalam laporan kegiatan di daerah Anggota DPD RI Provinsi Kepri pada 18 April sampai dengan 17 Mei 2015 lalu, mengatakan, Raja Ali Haji adalah peletak dasar pertama tata Bahasa Melayu melalui buku 'Pedoman Penyengat' yang ditulisnya pada 1885-1886.

"Bahasa Melayu standar inilah yang kemudian ditetapkan sebagai bahasa nasional atau Bahasa Indonesia dalam Kongres Pemuda 28 Oktober 1928," kata Hardi dalam laporannya.

Hardi menambahkan, pada saat konvensi pertama para pemuda Indonesia pada 26 Oktober 1928, para perwakilan pemuda membahas dekrit atau sumpah yang akan diikrarkan. Konvensi hari kedua pada 27 Oktober 1928 juga membahas isi sumpah pemuda yang akan diikrarkan.

"Buku Raja Ali Haji menjadi pedoman saat membahas mengenai bahasa persatuam (butir ketiga). Akhirnya disepakati, bahasa persatuan adalah Bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa Melayu standar karya Raja Ali Haji dari Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri," katanya.

Sehingga sudah sepatutnya, bangsa Indonesia yang besar dan jaya mengekalkan ingatan sekaligus memberi apresiasi tentang asal muasal dan perjuangan mewujudkan bahasa persatuan dan bahasa negara, yakni Bahasa Indonesia.

"Apresiasi itu antara lain dengan mendukung diusulkannya Pulau Penyengat sebagai salah satu warisan dunia ke UNESCO, sekaligus menjadikan pulau ini sebagai pusat Bahasa Indonesia," katanya.

Selain itu, kata Hardi, upaya masyarakat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri untuk mengekalkan dan melestarikan Bahasa Melayu sebagai asal Bahasa Indonesia masih terus dilakukan sampai sekarang.

Saat ini, lanjutnya, Pemprov Kepri sedang melakukan pembangunan Monumen Bahasa di Pulau Penyengat, membangun dan melestarikan situs peninggalan kerajaan Riau Johor Lingga di Pulau Penyengat. Juga membangun infrastruktur penunjang pariwisata dan melakukan promosi keluar daerah.

"Dengan begitu pulau yang kaya akan sejarah dan memiliki makna penting bagi perkembangan bangsa Indonesia ini, dapat kita letakkan pada tempat seharusnya," katanya.

Ketua Komite III DPD RI ini menambahkan, dalam rangka melestraikan bahasa daerah perlu juga dimasukkan pelajaran Bahasa Arab Melayu dalam kurikulum bermuatan lokal. 

"Selain itu dalam rangka kami melestarikan bahasa daerah, kami juga mengusulkan perlunya dimaksukkan pelajaran Arab-Melayu dalam kurikulum bermuatan lokal," kata Senator asal Kepri ini.

Editor: Surya