Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kafe di Australia Racik Menu dari Limbah Sisa Makanan
Oleh : Redaksi
Jum'at | 15-05-2015 | 11:44 WIB
harvested-Chef-for-a-Cause-Travis-Harvey-1-690x435.jpg Honda-Batam
(Foto:ozharvest.org)

BATAMTODAY.COM - Prihatin dengan banyaknya limbah sisa makanan yang terbuang sia-sia di Australia, telah mendorong sebuah organisasi mendirikan proyek dan kafe pop-up yang memanfaatkan limbah sisa makanan sumbangan dari supermarket dan restoran di Sydney untuk tujuan amal.

Organisasi penyelamat makanan, OzHarvest mendirikan kafe bernama Harvested di Pyrmont Venture.
 
Mereka berharap keberadaan kafe ini dapat menyoroti banyaknya makanan yang terbuang di Australia setiap hari dan menunjukkan cara-cara kreatif untuk memasak dengan bahan makanan tak terpakai tersebut.
 
OzHarvest mengumpulkan makanan dari supermarket, peternakan dan industri perhotelan dan mendistribusikannya kembali ke organisasi amal.
 
Mereka juga membuka sekolah masak bagi remaja kurang beruntung dan juga mendirikan pop up cafe sebagai proyek kepedulian terhadap limbah makanan.
 
Juru masak OzHarvest, Travis Harvey merupakan penggagas dibalik kafe Harvested.
 
Menurutnya tidak ada masalah dengan banyaknya jumlah makanan yang dibuang begitu saja dari dapur setiap harinya.
 
"Salah satu ambisi kami di OzHarvest adalah hendak melibatkan publik dalam kegiatan kami sehingga mereka mampu mengenali jenis makanan yang akan tersia-sia dan betapa indah jika kemudian bahan makanan itu bisa dikonsumsi,” katanya.
 
"Bahan makanan yang tidak terpakai yang kita terima setiap hari sebenarnya kondisinya masih layak dan bagus,” katanya.
 
"Kita hanya perlu sedikit menggunakan imajinasi dan kreativitas untuk dapat mengubahnya menjadi sesuatu yang sangat istimewa."
 
Setiap dolar yang dihabiskan di kafe Harvested memungkinkan organisasi ini untuk menyumbang setara dengan dua porsi makan untuk organisasi amal.
 
Kafe ini memberlakukan satu harga bagi pengunjungnya sebesar $15 per orang yang akan disumbangkan untuk membuat 30 porsi makanan bagi warga yang membutuhkan di Australia.
 
Pelanggan kemudian akan dapat memilih dari daftar menu enam sampai 10 jenis makanan dan akan memberitahu staf berapa banyak orang yang duduk di meja mereka.
 
Juru masak kemudian akan mengeluarkan menu makanan sesuai dengan porsi yang dianggap cukup dengan jumlah pelanggan yang duduk di meja tersebut.
 
"Anda hanya perlu memilih makanan yang hendak Anda cicipi dan silakan berbagi makanan tersebut di meja,” kata Harvey.
 
"Anda bebas meminta tambah makanan yang Anda pesan, dan akan kami ambilkan. Jadi konsepnya seperti memberi makan seseorang ketimbang toko makanan yang hanya bertujuan untuk menarik keuntungan dari penjualan makanan berbasis porsi makanan yang dijual,”
 
"Kami ingin masyarakat merasa puas makan di kafe kami tapi kami hanya tidak ingin menawarkan makanan yang terlalu banyak sehingga akan bersisa,”
 
OzHarvest memiliki sekitar 340 ton kelebihan bahan makanan setiap tahunnya dari berbagai bisnis seperti supermarket, cafe, restaurant dan juga pertanian.
 
"Jika kami menerima telepon dan restoran yang akan tutup maka saya akan keluar dengan supir dan mengambil bahan makanan sisa yang bisa kami manfaatkan,”
 
Harvey mengatakan tidak jarang bahan yang didapatkan itu sangat menantang untuk dimasak.
 
"Kami menerima beberapa buah daging kelapa utuh,” kata Harvey.
 
"Jika kami kirim ke lembaga amal, mereka akan membuka bagian atasnya dan meminum airnya lalu membuang daging kelapanya,”
 
Tapi kami berhasil membuat lebih dari 2,000 porsi kari dari kelapa tersebut.

Sumber: ABC Radio Australia