Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Banyak Potensi Berlimpah, Tak Semua Kepala Daerah Bisa Bangun Strategi Kebijakan Ekonomi
Oleh : Redaksi
Rabu | 13-05-2015 | 18:27 WIB
jokowi_tangan.jpg Honda-Batam
Presiden RI, Joko Widodo. (Foto: net)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kepala daerah diminta untuk lebih proaktif dan kreatif dalam membangun sebuah strategi kebijakan ekonomi daerah. Banyak peluang dan kekuatan ekonomi di daerah yang bisa diangkat, namun tidak bisa terangkat karena kepala daerah lebih sering terjebak dalam rutinitas birokrasi.

"Saya lihat banyak sekali potensi daerah, banyak sekali kekuatan ekonomi di daerah yang tidak terangkat dengan baik karena pimpinan-pimpinan daerahnya terjebak pada rutinitas keseharian di pemerintahan," kata Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), saat membuka the 11th APKASI International Trade and Investment Summit 2015, yang diselenggarakan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (13/5/2015).

Menurut Presiden, banyak sekali peluang yang bisa ditawarkan investor, banyak sekali komoditas-komoditas yang juga bisa saling ditukarkan antarkota, antarkabupaten, dan antarprovinsi. "Tetapi ini tidak banyak dilakukan," imbuh Jokowi seperti dilansir dari laman Sekretaris Kabinet.

Oleh sebab itu, Jokowi meminta agar pimpinan daerah, bupati, dan walli kota, harus menjalin komunikasi dengan daerah, antardaerah. Jokowi mencontohkan, di sebuah daerah beras terlalu melimpah, padahal di kota yang lain stok berasnya tidak ada.

Mestinya, kata Jokowi, tanpa harus melewati pihak kedua, ketiga, keempat, dan lain-lainnya bisa langsung komunikasi itu dilakukan oleh bupati dengan bupati, wali kota dengan wali kota. "Tapi inilah yang saya lihat, daerah-daerah belum melaksanakan," ungkapnya.

Adapun terkait investasi, Jokowi mengingatkan bahwa membangun karakter sebuah kabupaten/kota itu sangat penting. Ia menegaskan, membangun identitas sebuah kota dan kabupaten itu sangat diperlukan di bidang investasi.

"Jangan sampai sebuah kota, misalnya, mempunyai kekuatan kakao, cokelat misalnya, justru menawarkan investasi untuk komoditas yang lainnya," ujar Jokowi seraya menyebutkan, ada sebuah daerah yang mempunyai hamparan yang luas untuk sawah padi, tetapi yang ditawarkan adalah kawasan industrinya.

"Ini benar, tapi seharusnya potensi yang besar yang ditawarkan lebih dahulu. Memang, kadang-kadang inveatasi memerlukan dukungan dari pemerintah Pusat," sebut Jokowi.

Oleh karena itu, lanjut Jokowi, komunikasi yang baik antara daerah dan pusat sangat diperlukan sekali. Jokowi lantas mencontohkan apa yang dilihatnya tiga hari lalu di Kabupaten Merauke, di mana bupatinya sangat aktif sekali menawarkan daerahnya untuk investasi sawah padi.

Jokowi mengaku tidak akan meluncur ke Merauke kalau yang ditawarkan tanah kecil. Namun, karena yang disampaikan adalah jutaan hektar, maka ia pun meluncur kesana.

"Saya melihatnya luar biasa, ada 4,6 juta hektar yang bisa ditawarkan untuk investasi sawah padi. Setelah kita hitung, kalau 4,6 juta, 1 hektar bisa menghasilkan, kalau dilaksanakan, kalau sudah 4,6 juta, tidak mungkin dilaksanakan dengan tangan, dengan cangkul," papar Jokowi.

Jokowi juga menyarankan agar para bupati/wali kota juga memikirkan kemungkinan menjadikan daerahnya sebagai financial city (kota keuangan) sebagaimana yang dilakukan oleh Singapura, Dubai, maupun Hong Kong. Dengan demikian, uang beredar tidak hanya berkumpul di Jakarta, tapi juga di kabupaten/kota di luar Jakarta.

"Kenapa tidak ada juga kabupaten yang memunculkan sebagai kota MICE, MICE City, atau Sport City? Ada kekhususan-kekhususan sehingga kota karakternya nampak dan menjualnya kepada investor itu lebih mudah. Kalau kota semuanya sama, pengen industri, pengen industri, tidak akan menjadi sebuah hal yang menarik bagi sebuah investasi," sebut Jokowi. (*)

Editor: Roelan