Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Temuan Limbah Minyak, Simulasi Pengamanan Pertamina Tanjunguban Dipertanyakan
Oleh : Harjo
Kamis | 30-04-2015 | 20:39 WIB
sistem_pembuangan_limbah_B3_di_Pertamina_Tanjunguban_di_duga_asal_buang_berdampak_negatif_terhadap_lingkungan_sekitarnya.jpg Honda-Batam
Lubang pembuangan limbah yang diduga milik Pertamina Tanjunguban di Kampung Bugis, Kecamatan Bintan Utara. (Foto: dok/BATAMATODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Temuan limbah minyak di Kampung Bugis, Bintan Utara, yang diduga milik Pertamina Tanjunguban, memunculkan pertanyaan terkait kegiatan simulasi pengamanan yang kerap dilakukan perusaan migas negara itu.

"Pertamina memang sudah beberapa kali membuat simulasi baik pengecekan terhadap kebakaran hingga teroris. Tapi kesannya hal tersebut hanya kamuflase belaka. Justru sistem pembuangan limbah berbahaya seperti minyak hitam malah terkesan asal-asalan," tuding Roberriyanto, anggota Badan Penelitian Aset Negara (BPAN) Kepri kepada BATAMTODAY.COM, Kamis (30/4/2015).

Roberriyanto menyayangkan permasalahan limbah yang dibuang langsung ke tanah tanpa melalui bak atau pengamanan dan terkesan disengaja oleh pihak Pertamina. Dia mengaku sudah melaporkan kepada pihak Pertamina, namun tak ditanggapi.

Sementara Moch Idha, Kordinator Perpat Bintan, mengatakan, minimnya kepedulian Pertamina Tanjunguban terhadap masyarakat sekitar sempat menimbulkan kekecewaan masyarakat hingga sempat terjadinya unjuk rasa. Ternyata, kata dia, apa yang sudah disampaikan oleh masyarakat ternyata tidak lebih baik dari sebelumnya.

"Hal tersebut dilakukan bisa jadi pihak Pertamina menganggap membuang limbah sembarangan tidak akan diketahui masyarakat. Itu artinya manajemen Pertamina tidak memikirkan dampak dari pembuangan limbah tersebut. Karena itu obyek vital, seharusnya pimpinan Pertamina bisa melihat dampak dari apa yang dikerjakan, terutama untuk jangka panjang," katanya.

Terpisah, Dady Supriadi, Personalia Pertamina Tanjunguban, mengaku sudah melakukan pengecekan ke lapangan sejak mendapatkan informasi tersebut. Dia pun membenarkan adanya limbah tersebut. Namun, menurutnya limbah tersebut hingga saat ini masih dalam proses untuk dibawa keluar dari areal Pertamina.

"Kita sudah cek, memang benar ada limbah. Namun masih proses untuk mengeluarkan limbah dari areal Pertamina. Proses pengerukan limbah ini untuk kedua kalinya, sedang dalam pengangkutan. Bulan sebelumnya sudah berjalan dan ini untuk kali kedua limbah tersebut di bawa ke Jakarta," terangnya.

Diberitakan sebelumnya, Pertamina Tanjunguban diduga biasa membuang limbah secara sembarangan. Limbah minyak hitam itu diduga dibuang ke dalam lubang yang kurang aman di sekitar Kampung Bugis dan sewaktu-waktu bisa meluap. Keberadaan tempat buangan limbah yang berbahaya tersebut sangat dekat dari pantai dan diperkirakan hanya sekitar 50 meter dari bibir pantai sekitar Kampung Bugis, Kecamatan Bintan Utara. (Baca: Pertamina Tanjunguban Diduga Buang Limbah Sembarangan di Kampung Bugis). (*)

Editor: Roelan