Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tunjangan Profesi Belum Jua Cair, Tunjangan Daerah Pun Belum Diterima Guru di Lingga
Oleh : Nurjali
Rabu | 22-04-2015 | 15:26 WIB
rudi_purwonugroho.jpg Honda-Batam
Rudi Purwonugroho. (Foto: Nurjali/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Nasib guru-guru di Kabupaten Lingga semakin tak jelas. Belum lagi beres dengan tunjangan profesi yang hingga kini belum dibayar oleh Dinas Pendidikan, kini tunjangan daerah atau "tunda" hingga kini juga belum diterima.

"Iya, benar, ada guru yang mengadu ke saya bahwa tunjangan daerah mereka belum dibayarkan. Uang tunjangan profedi pun hingga kini juga belum menemukan titik terang. Tapi sayangnya saya tidak di DPRD lagi," kata Rudi Purwonugroho, mantan anggota DPRD Kabupaten Lingga, kepada BATAMTODAY.COM, Rabu (22/4/2015).

Rudi menyatakan, saat dirinya menjadi anggota DPRD Lingga hingga akhir Agustus 2014 lalu semua permasalahan pembayaran tunjangan itu sudah tidak ada masalah. Namun akhir-akhir ini diakuinya sering sekali mendapat pengaduan dari beberapa guru di Singkep khususnya, meminta bantuannya agar dapat ikut mencarikan solusi terkait tunjangan guru ini.

"Saya sebenarnya dalam posisi yang serba salah. Kalau nanti terlalu sering dipublikasikan, saya dibilang pencitraan dan terlalu jauh mencampuri urusan pendidikan. Tapi di sisi lain kita prihatin dengan beberapa pengaduan guru-guru dan masyarakat akhir-akhir ini," ujarnya.

Dijelaskan, beberapa PNS di SKPD lain sudah menerima tunjangan daerah tersebut. Namun anehnya untuk tunjangan bagi para guru, masih ada saja yang belum menerima tunjangan daerah tersebut.

"Kalau kita lihat ini seperti ada diskriminasi terhadap guru. Karena beberapa waktu yang lalu sangat gencar mempertanyakan sisa anggaran tunjangan profesi guru tahun 2013 sebesar Rp1,5 miliar lebih yang hingga kini belum juga dibayarkan," ungkapnya.

Rudi menyatakan, sebagai masyarakat dirinya mengharapkan agar pemerintah dapat bekerja profesional dan transparan. Apapun yang dilakukan guru selama ini bukanlah mencari keuntungan pribadi. Mereka juga berjuang karena sesuai dengan kinerja mereka selama ini yang telah memberikan pendidikan bagi masyarakat banyak.

"Masalah ini tidak perlu dikait-kaitkan dengan urusan politik. Ini menyangkut kehidupan para guru untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak. Kita tidak bisa menutup mata masyarakat kita saat ini dalam kondisi terpuruk. Jangan sampai dunia pendidikan kita ikut terpuruk," terangnya. (*)

Editor: Roelan