Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kompetensi Menjadi Pengasuh Anak
Oleh : Redaksi
Selasa | 07-04-2015 | 12:10 WIB

Oleh: Oom Komalasari
 
BAGAIMANA mencetak generasi penerus yang mampu berkompetisi dan terhindar dari gerakan kejahatan. Apalagi, saat ini sedang marak anak remaja berbuat kriminal, membegal, menantang bahaya kebut-kebutan di jalan.
 

Banyak orang tua kesulitan,  bagaimana menerapkan pola asuh pada anaknya. Apakah tradisi pola asuh orang tua yang memiliki anak sudah berubah? Atau, faktor ketidaktahuan dan kurang persiapan para calon orang tua dalam mendidik anak.
 
Orang tua di Indonesia umumnya memiliki pola asuh dididik oleh keluarga kakek atau nenek. Tapi kini sudah berkembang pola asuh diserahkan pada pihak ketiga, dikarenakan kedua orang tua sama-sama bekerja. Ibu yang menjadi wanita  karier, karena lamanya  jam kerja ditambah schedule yang padat, membuatnya  tak memiliki cukup waktu untuk  berkomunikasi  dengan anak. Meskipun saat ini perangkat komunikasi telah memudahkan untuk itu, tapi kualitasnya beda.
 
Mengasuh anak bukanlah sekedar menjaga, tapi memberikan pendidikan, memperkenalkan budaya, pengelolaan emosi anak dalam mengendalikan diri agar perkembangan anak dapat berkembang dengan baik. Sehingga dapat bertanggung jawab tangguh dan tidak dapat dipengaruhi lingkungan yang buruk dan tidak putus asa kuat dalam menghadapi setiap tantangan kehidupan serta menemui jalan keluarnya.
 
Keluarga adalah wadah utama bagaimana belajar sosialisasi di luar rumah bagi anak. Maka, orang tua menghadapi banyak tantangan dari perkembangan teknologi di mana informasi yang diterima semakin beragam. Untuk itu, perlu pendampingan pada anak di mana ia mendapat informasi.  Anak-anak perlu bantuan orang tua sejak usia dini, sehingga menjadi pribadi yang cerdas, kreatif, produktif bermoral dan berguna bagi masyarakat.
 
Ada berbagai model atau pola asuhan yang diterapkan orang tua, seperti pola otoriter orang tua yang menjaga jarak dengan anak, kaku senang memerintah, menekan berperilaku kasar baik ucapan maupun tindakan, cenderung menguasai dan sedikit mempermalukan, kebebasan anak dibatasi, memaksa anak sesuai harapan orang tua bergaya militer. 
 
Sedangkan pola asuh permisif (model bebas) tidak menerapkan disiplin yang cukup pada anak, terlalu banyak kebebasan, orang tua kurang menerapkan aturan dan arahan, keputusan diserahkan pada anak, tidak pernah membenarkan atau menyalahkan, kurang perhatian. Untuk pola asuh demokratis membuat aturan yang disetujui bersama, menegakkan disiplin secara konsisten. Karena disiplin sesungguhnya adalah bagian dari cinta ada proses mengemukakan pendapat, mendorong anak untuk mampu berpikir secara mandiri bertanggung jawab yakin terhadap diri sendiri.
 
Ada beberapa keterampilan (skill) yang harus dimiliki orang tua yang paling pokok adalah cara berkomunikasi dengan anak, memahami psikologis dan suasana hati anak, memahami permasalahan anak di setiap tahap perkembangan. Para orang tua harus waspada mengikuti perkembangan anak, bagaimana mencetak generasi penerus keluarga.  Sebab, anak merupakan sosok pribadi yang unik, tugas orang tua mengarahkan perlu adanya kondisi keluarga dan lingkungan yang mendukung perkembangan anak. Pengasuh harus mampu mengendalikan emosi dan tidak temperamen di depan anak.
 
Ada banyak kebingungan bagi orang tua yang menyerahkan pola asuh pada pihak lain dan kekhawatiran perkembangan anak mereka tidak sesuai harapan.  Orang tua yang menyerahkan pola asuh pada pihak ketiga harus membuat kesepakatan aturan apa yang boleh dan tidak serta pengawasan yang kuat dengan pendekatan yang baik, pemilihan karakter pengasuh serta latar belakang keluarga perlu mendapat perhatian sebelum menyerahkan pola asuhan.
 
Solusi pengasuhan anak tidak hanya menjadi tugas orang tua, tapi melibatkan kebijakan pemerintah dan tempat kerja dimana ada tempat kerja yang  menyediakan sarana penitipan anak dan pendidikan di lingkungan dekat tempat kerja.
 
Di negara maju, pemerintah sudah memahami tuntutan keluarga dalam mendidik anak, terbukti ada kebijakan cuti bagi ibu yang menyusui sampai 6 bulan dengan gaji full. Memberikan cuti untuk ayah di Jepang. Ada banyak teori dan pengalaman dalam mendidik anak yang berpengaruh positif. Menurut  psikolog sosial Susan Newman, PhD setiap pola asuh dipengaruhi budaya bangsa yang mempunyai sisi positif dan negatif seperti budaya China, pendidikan keras dengan memberikan kasih sayang yang tinggi. 
 
Sedangkan pola pengasuhan Indonesia, tiap kulturnya berbeda. Karena itu, ada pesan dari orang bijak dalam mendidik anak dan hal apapun, yaitu, meminta petunjuk dan pertolongan dari Tuhan bagaimana mendidik anak- anak ke arah yang lebih baik. *
 
*) Penulis adalah Widyaiswara berdomisili di Batam.