Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Kampung Tua Belian Tetap Blokir Aktivitas Reklamasi PT Batam Central Marina
Oleh : Ahmad Romadi
Senin | 06-04-2015 | 18:59 WIB
warga kampung belian tua lepaskan truk.jpg Honda-Batam
Warga yang berunjuk rasa mulai membubarkan diri dan melepas truk yang disandera. (Foto: Ahmad Romadi/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ratusan warga Kampung Tua Belian yang melakukan aksi unjuk rasa menuntut PT Batam Central Marina untuk menghentikan aktivitas reklamasi di kampung mereka, Senin (6/4/2015), akhirnya sekitar pukul 15.15 WIB melepaskan enam unit truk yang disandera.

Selain melepaskan truk milik PT Silma, subkon PT Batam Central Marina, aksi demo juga berakhir setelah pihak DPRD Batam berjanji akan menggelar rapat dengar pendapat membahas masalah itu.

Yuli Andi, kordinator nelayan kampung Belian Tua yang melakukan aksi unjuk rasa, menjelaskan, meskipun warga sudah membubarkan diri dan melepaskan truk milik PT Silma, warga masih memblokir jalan masuk di lokasi reklamasi laut di Kampung Belian Tua.

"Anggota DPRD tak jadi datang karena banyak yang keluar kota katanya. Tapi kami dijanjikan akan dilakukan rapat dengar pendapat dalam minggu ini," kata Yuli, Senin (6/4/2015).

Dia menyesalkan sikap menejemen PT Batam Central Marina tidak mau menemui ratusan warga yang berunjuk rasa. Karena itu, katanya, warga akan terus menuntut agar PT Batam Central Marina menghentikan aktivitas reklamasi sampai masalah ini selesai.

"Kami masih akan menunggu undangan dari DPRD untuk hearing, dan kami tidak akan pernah mengizinkan aktivitas reklamasi ini dilanjutkan," kata Yuli.

Sebagaimana diberitakan, ratusan warga Kampung Belian Tua, Kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota, berunjuk rasa di lokasi PT Batam Central Marina, Senin (6/4/2015). Warga menuntut agar perusahaan menghentikan aktivitas reklamasi di kampung mereka. (Baca: Warga Kampung Tua Belian Demo PT Batam Central Marina, Tuntut Hentikan Reklamasi)

Warga yang bermata pencaharian sebagai nelayan tersebut, mengatakan, sejak adanya aktivitas reklamasi tersebut, pendapatan mereka menurun drastis akibat laut yang berlumpur. (*)

Editor: Roelan