Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jumlah Serdadu ISIS Naik Drastis

Indonesia Disebut Salah Satu Negara di Asia 'Pendonor' Terbesar Serdadu ISIS
Oleh : Redaksi
Jum'at | 03-04-2015 | 14:26 WIB
serdadu_ISIS_Zuma_Press.jpg Honda-Batam
Pejuang Islamic State. (Foto: Zuma Press)

BATAMTODAY.COM - DIPERKIRAKAN sebanyak 1.000 orang asal Asia berperang di bawah bendera Islamic State (ISIS). Lima negaradi Asia, tulis Deutsche Welle, merupakan sebagai penyumbang terbesar serdadu ISIS, yakni Tiongkok, Indonesia, Pakistan, Australia, dan Afghanistan.

Indonesia dan Tiongkok perlahan menjadi lahan subur buat perekrutan gerilayawan IS dengan Malaysia sebagai persinggahan. Sebanyak 300 warga Tiongkok telah bergabung dengan ISIS, kata Meng Hongwei, Menteri Ketertiban Umum.

Kebanyakan termasuk kelompok etnis minoritas muslim, Uighur. Uniknya, 'relawan' negeri tirai bambu itu berangkat ke Suriah lewat Malaysia. "Mereka menggunakan Malaysia sebagai terminal," ujar Meng.

Sementara hingga akhir tahun lalu, pemerintah Indonesia mencatat 60 WNI yang diduga kuat hijrah ke Suriah demi ISIS. Baru-baru ini 16 orang dikabarkan menghilang dari rombongan wisata saat berkunjung ke Turki. Mereka pun diyakini sengaja memisahkan diri untuk menyeberang ke Suriah dan bergabung dengan ISIS.

Kemudian Pakistan. Negeri di jantung Asia Selatan ini paling banyak menyumbangkan serdadu buat ISIS. Tercatat sebanyak 330 warga Pakistan bergabung dengan ISIS di Suriah.

NATO juga memastikan, ISIS banyak melakukan upaya perekrutan di wilayah kesukuan yang terletak di perbatasan Pakistan dan Afghanistan. Mereka terutama mendekati klan setempat atau bekas gerilayawan Taliban.

Selanjutnya Aghanistan. Hindukush sejatinya termasuk negara yang dihindari Islamic State lantaran keberadaan Taliban. Namun menurut laporan militer Amerika Serikat, belakangan kelompok teror pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu mulai merambah ke Afghanistan dengan merekrut kelompok pecahan Taliban.

Hingga Desember tahun lalu pemerintah di Kabul mencatat 23 warganya hijrah ke Suriah demi ISIS.

Terakhir Autralia, sebanyak 90 warga negara Australia terbang ke Suriah buat bergabung dengan ISIS, kata Jaksa Agung George Brandis. Secara keseluruhan, kontingen Australia yang bekerja untuk Islamic State berjumlah 250. Canberra berupaya mencegah eksodus warganya dengan memberlakukan undang-undang baru yang melarang warganya berpergian ke wilayah tertentu tanpa izin, antara lain Raqqa, Suriah.

Pendukung ISIS Naik Drastis
Jumlah milisi asing yang bergabung dengan kelompok teror Islamic State naik drastis dalam kurun setahun terakhir. PBB menaksir terdapat 25.000 "jihadis" asing yang kini bergabung dengan ISIS.

Panel pakar PBB yang memonitor kelompok teroris Al Qaida dan Islamic State melaporkan kepada Dewan Keamanan PBB, Rabu (1/4/2015) kemarin bahwa jumlah milisi asing yang bergabung dengan kelompok teror Islamic State serta Al Qaida naik sekitar 71 persen dalam kurun waktu setahun terakhir.

Panel pakar PBB itu menaksir, ada sekitar 25.000 "jihadis" asing dari sekitar 100 negara yang kini bergabung dengan kelompok teroris di Suriah dan Irak. "Skala permasalahan di kawasan itu makin meningkat dalam tiga tahun belakangan", ujar para pakar terorisme PBB kepada kantor berita Associated Press.

Jumlah milisi asing yang bergabung dengan IS naik tajam dari hanya beberapa ribu menjadi 25.000 orang. Juga asal negara para "jihadis" naik drastis dari hanya beberapa negara pada 3 tahun lalu, menjadi 100 negara pada bulan Maret 2015.

Panel pakar terorisme menyebutkan ribuan "jihadis" asing yang memasuki Suriah dan Irak untuk bergabung dengan Islamic State hidup dan bekerja dalam kondisi layaknya pelatihan bagi ekstremis seperti kondisi Afghanistan tahun 1990-an. "Ini akan jadi ancaman serius bagi negara asal para jihadis, jika mereka kembali ke negaranya seusai bertempur bersama IS". (*)

Sumber: Deustche Welle