Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tarif Parkir Progresif Diterapkan, Kota Lama Tanjungpinang Bakal Jadi 'Kota Mati'
Oleh : Habibi
Selasa | 31-03-2015 | 18:20 WIB
Fengky-Fesinto.jpg Honda-Batam
Fengky Fesinto. (Foto: Dok/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Ketua Badan Legislatif Daerah (Balegda) Kota Tanjungpinang, Fengky Fesinto, menyatakan tidak setuju dengan tarif parkir progresif atau per jam yang dikhususkan di kawasan kota lama Tanjungpinang. Sejumlah pemilik toko di kawasan tersebut mengeluh, omset mereka akan turun drastis jika tarif itu diberlakukan.

"Tarif progresif itu nantinya akan menurunkan omset toko di kawasan kota lama. Diperkirakan bisa turun sekitar 70 persen," ujar Fengky, Selasa (31/3/2015).

Menurut dia, jika tarif parkir progresif dalan rancangan peraturan daerah (ranperda) perparkiran tersebut ngotot diterapkan, kawasan kota lama itu akan menjadi "kota mati". "Ini saya sampaikan bukan mau main-main, tapi sudah ada buktinya," ujar Fengki.

Berdasarkan pengalamannya ketika melakukan kunjungan kerja ke Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Kota Bandung beberapa waktu lalu, mereka menemukan banyak kesulitan untuk menerapkan tarif progresif on the street di bahu jalan sehingga membutuhkan biaya yang sangat besar.

"Pada dasarnya, fasilitas parkir ini sangat berpengaruh terhadap usaha. Oleh sebab itu saya mengimbau pemerintah mencarikan solusinya dengan menyediakan tempat khusus parkir dan menambah tempat parkir dengan membangun gedung parkir untuk kawasan kota lama, " sarannya.

Jika pemerintah tidak sanggup membangun gedung dan tempat parkir baru, maka pihaknya mengusulkan agar melibatkan pihak swasta dengan mempermudah semua izin dan memberikan berbagai fasilitas pajak.

"Saya percaya pasti banyak yang berminat dan penerapan tarif parkir progresif di dalam gedung parkir dan tempat khusus lainnya saya yakini tidak akan mendatangkan komplain karena masyarakat mengerti hakekatnya itu merupakan investasi yang perlu balik modal," ujarnya.

Seandainya hal tersebut belum berhasil, pihaknya menyarankan agar pemerintah berkenan mengambil beberapa langkah sementara. Misalnya mengizinkan parkir serong untuk jalan-jalan yang memungkinkan parkir serong agar volume parkir kendaraan bertambah.

"Ini adalah aspirasi masyarakat kepada saya. Sayalah yang akan memperjuangkan aspirasi tersebut," katanya. (*)

Editor: Roelan