Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Masih Rendah, Akses Internet di Indonesia Cuma Setara dengan Laos
Oleh : Redaksi
Sabtu | 28-03-2015 | 11:22 WIB
ilustrasi pengguna smartphone.png Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM - MENURUT kelompok industri Internet Society, penetrasi Internet di Indonesia dan Thailand sama-sama belum maksimal.

Studi Internet Society dan firma konsultasi TRPC yang dirilis pekan ini mengklasifikasikan penetrasi Internet di Asia Tenggara ke dalam tiga kategori. Kluster 1 meliputi negara yang lebih dari 60 persen populasinya memiliki akses ke internet—Singapura (73 persen), Malaysia (67 persen), dan Brunei (65 persen).

Kemudian kluster 2, penetrasi internet antara 25 persen dan 50 persen—Vietnam (44 persen), Filipina (37 persen), dan Thailand (29 persen); sementara Kluster 3 bagi yang penetrasinya di bawah 25 persen yakni Indonesia (16 persen), Laos (13 persen), Kamboja (6 persen), dan Myanmar (1 persen).

Sebagian besar negara Asia Tenggara dikategorikan sesuai dengan level pendapatan masing-masing seperti yang ditentukan Bank Dunia, tulis studi itu. Namun untuk Indonesia dan Thailand, "keduanya masuk kategori penetrasi Internet yang lebih rendah dari perkiraan," kata studi.

Rajnesh Singh, Direktur Regional Internet Society untuk Asia Pasifik, mengatakan kepada WSJ bahwa infrastruktur dan biaya akses internet termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi laju penterasi internet.

Meski ekonomi dan jumlah kelas menengah di negara ini tengah berkembang pesat, Indonesia merupakan negara kepulauan besar yang infrastrukturnya kurang memadai dan jurang pendapatannya melebar. Sejak dulu, laju akses internet di Indonesia menjadi yang terendah di Asia Tenggara.

Namun hal ini dapat berubah seiring dengan kian meningkatnya jumlah pengguna smartphone berharga terjangkau. Telepon pintar merupakan medium internet paling populer di Indonesia. Studi inijuga mengatakan tingginya kepemilikan smartphone di Thailand dapat meningkatkan akses internet di negara itu.

"Cara termudah untuk meningkatkan penetrasi adalah melalui mobile internet," kata Singh.

Pemerintah telah mengumumkan alokasi ratusan miliar dolar dalam lima tahun ke depan untuk mengembangkan infrastruktur, termasuk komunikasi, guna memperkuat ekonomi. "Ada prediksi bahwa 40 persen ponsel di Indonesia adalah smartphone tahun ini. Jadi, (Indonesia) kian dekat dalam menangani salah satu masalah," kata Singh.

Menurut studi, untuk mewujudkan masyarakat digital sepenuhnya di Asia Tenggara dalam rangka transisi ke satu pasar bernama Masyarakat Ekonomi ASEAN, negara-negara ASEAN harus menjamin ketersediaan jaringan antar-koneksi yang ekstensif dan platform jaringan yang dapat saling beroperasi.

Internet Society menegaskan Asia Tenggara harus memprioritaskan akses ke jaringan nirkabel, akses Internet yang terjangkau, serta peranti digital berbiaya murah. Pemerintah juga harus mempromosikan konektivitas internet di dalam negara masing-masing. (*)

Sumber: WSJ