Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rupiah Melorot, Produsen Otomotif Jepang Ekspansi ke Indonesia
Oleh : Redaksi
Rabu | 25-03-2015 | 10:28 WIB
osamu_masuko_zimbio.jpg Honda-Batam
CEO Mitsubishi Osamu Masuko. (Foto: zimbio.com)

BATAMTODAY.COM - Merosotnya rupiah ke tingkatan terendah dalam 17 tahun terakhir mendorong produsen otomotif Jepang untuk lebih berfokus memproduksi sedan dan MPV (multi-purpose vehicle) yang murah dan diproduksi secara lokal, daripada berusaha meraih porsi lebih besar di pasaran mobil impor yang kala ini lesu.

Di bulan Februari, hanya 7.600 unit kendaraan yang diimpor. Menjadikan Februari bulan ke-11 berturut-turut di mana jumlah kendaraan yang diimpor ke Indonesia berada di bawah angka 10.000, menurut asosiasi otomotif Gaikindo. Jumlah tersebut hanyalah 10 persen dari keseluruhan penjualan kendaraan baru.

Kendaraan impor kehilangan daya tariknya seraya rupiah turun ke tingkatan terendah sejak krisis finansial yang melanda Asia pada akhir dekade 1990an, dan di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat.

Lesunya pasaran kendaraan impor mensinyalkan kepada perusahaan otomotif asing seperti Toyota, Nissan dan Mitsubishi untuk mempercepat rencana ekspansi mereka dan menjual model yang lebih murah di pasaran.

Perusahaan otomotif Jepang, yang menghadapi menyusutnya pertumbuhan di dalam negeri sendiri, memiliki berbagai rencana besar bagi Indonesia, yang telah melampaui Thailand sebagai pasaran otomotif terbesar di Asia Tenggara.

Perusahaan-perusahaan dari Jepang memprediksi perekonomian Indonesia akan tumbuh dalam jangka panjang dan bersedia menanamkan investasi di saat penjualan menurun sementara.

Penjualan otomotif impor di Indonesia, yang turun dari puncaknya pada paruh pertama 2014 sebesar 100.000 unit, masih dua kali lipat lebih besar dibanding titik terendah saat krisis finansial global pada tahun 2008.

PT Honda Prospect Motor, distributor resmi Honda di Indonesia, memperkirakan penjualan menurun pada paruh pertama 2015 ini, tapi akan tetap memproduksi 14.000-15.000 unit per bulannya guna mengantisipasi kenaikan penjualan pada paruh kedua tahun ini, ujar direktur marketing-nya, Jonfis Fandy kepada Reuters.

Mitsubishi mempelopori dengan investasi $600 juta untuk membangun pabrik di Indonesia yang dirancang untuk dapat memproduksi 240.000 kendaraan per tahunnya. Selain untuk dijual di dalam Indonesia, Mitsubishi juga mengincar ekspor ke negara-negara tetangga seperti Filipina dan Vietnam - strategi yang telah sebelumnya diterapkan di Thailand.

"Rupiah sangat lemah," ujar CEO Mitsubishi Osamu Masuko kepada Reuters. "Jadi kami harus membangun komponen kami secara lokal di sini, sehingga kami juga berpeluang mengekspor ke negara-negara lain."

Sumber: VOA