Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemkab Lingga Belum Temukan Solusi Atasi Kelangkaan Beras dan Gula
Oleh : Nurjali
Selasa | 24-03-2015 | 18:23 WIB
pertemuan_disperindagkop_lingga_dan_pengusaha.jpg Honda-Batam
Pertemuan Disperindagkop dengan sejumlah pengusaha di Dabosingkep membahas kelangkaan beras dan kebutuhan pokok lainnya, belum lama ini. (Foto: Nurjali/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Bahan kebutuhan pokok yang mulai langka di Kabupaten lingga bukan hany beras saja, namun juga gula dan minyak goreng. Pemerintah Kabupaten Lingga serta Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau juga belum menemukan solusi terkait kelangkaan ini. (Baca: Impor Dilarang, Warga Lingga Terancam Kelangkaan Beras dan Gula).


Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Lingga, Muzammil, ketika dikonfirmasi, Selasa (24/3/2015), mengaku berada di Tanjungpinang untuk membicarakan permasalahan ini kepada Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Riau agar bagaimana bahan-bahan pokok yang datang dari Batam dan Tanjungpinang dapat melewati jalur resmi dengan rekomendasi dari Pemerintah Provinsi Kepri.

"Sampai saat ini saya belum dapat menemukan solusi dengan Kepala Dinas Perhubungan (Provinsi Kepri). Permasalahannya sekarang, bahan-bahan pokok itu tidak dapat keluar dari Batam dan Tanjungpinang karena permasalahan izin. Kita juga sudah mencoba menghubungi Bulog untuk mengantisipasi kemungkinan lain," kata Muzamil yang dihubungi dari Dabo, Lingga.

"Kalau beras mungkin kita bisa koordinasi dengan Bulog. Tapi untuk gula dan bahan pokok lainnya itu tidak mungkin. Sementara jika melalui jalur lain harganya sangat tinggi," imbuh Muzammil.

Dia menjelaskan, harga beras Bulog di Dabosingkep per kilogramnya dijual sekitar Rp8.000. Harganya dipastikan naik jika sampai ke daerah-daerah ke Kabupaten Lingga mengingat proses distribusi melalu jalur laut yang memakan biaya.

Berbeda dengan beras impor yang dibeli dari Batam atau Tanjungpinang yang harganya sekitar tujuh ribuan rupiah dengan eceran sedikit lebih tinggi. (Baca: Stok Beras Menipis, Pemkab Lingga Belum Gelar Operasi Pasar).

"Satu lagi masalahnya, sekarang harga Bulog itu delapan ribu lebih, sementara beras yang dijual pengusaha rata-rata harganya tujuh ribu lebih. Belum lagi seperti gula dan bahan pokok lainnya. Itu yang jadi pertimbangan kita meminta gubernur merekomendasikan agar para pengusaha dapat memasok bahan pokok melewati jalur pelabuhan resmi," jelasnya.

DPRD Lingga Siap Membantu
Menanggapi hal ini, anggota Komisi III DPRD Kabupaten Lingga, Abdul Gani Atan Leman, mengatakan, apapun alasan yang dikemukan oleh Disperindagkop, masalah ini harus segera diselesaikan karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Semua upaya harus dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lingga bisa menangani masalah ini. Pihak legislatif, katanya, akan siap membantu menyelesaikan masalah ini.

"Ini bukan persoalan biasa, ini menyangkut kebutuhan semua orang di Kabupaten Lingga. Kita minta Disperindagkop secepatnya mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan permasalahan ini dan DPRD selalu siap mendorong agar permasalahan ini dapat secepatnya diselesaikan," katanya.

"Selain itu, pengusaha dan pemilik gudang yang merupakan pelaksana di lapangan, kita harapkan juga dapat membantu persoalan ini agar hasil pertemuan yang digelar membuahkan hasil maksimal," imbuh politisi Partai Demokrat ini. (*)

Editor: Roelan