Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penjual Sate dan Calon Wali Kota Batam, Sama-sama Cari Untung
Oleh : Ahmad Romadi
Kamis | 19-03-2015 | 13:46 WIB
nur_hilal_penjual_sate.jpg Honda-Batam
Nur Hilal, penjual sate depan Purimas, Batam Center. (Foto: Ahmad Romadi/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Calon Wali Kota Batam bagi Nur Hilal hanyalah orang yang menjabat. Sosok wali kota, sepengetahuan pedagang sate di depan pertokoan Purimas, Batam Center, ini cuma sosok yang memimpin daerah. Selebihnya nyaris jarang bersentuhan langsung dengan orang-orang yang menjalani profesi seperti dirinya: pedagang kaki lima.

Karena itulah, ketika ditanya siapa kira-kira yang pantas memimpin Batam lima tahun ke depan, Nur tak bisa banyak bicara. Wali kota, pejabat, atau siapapun namanya di Batam ini, nyaris tak dikenalnya. Yang dia inginkan hanyalah bisa terus berjualan, ada pembeli, dapat uang, dan menghidupi anak istri, dan sesekali menabung.

"Yaa siapa sajalah, yang penting peduli sama orang-orang kecil seperti kami. Kalau calon kan masih untung-untungan juga," katanya, Rabu (18/3/2015) malam.
 
Nur juga tak fasih menyoal politik. Toh, katanya, "orang-orang besar" jarang bersentuhan dengan orang-orang kecil. Apalagi, dia juga tak pernah mencicipi uang negara, yang katanya untuk mensejahterakan rakyat. "Kalau saya, yang penting bisa berjualan," ujar Nur sambil terus mengipasi sate pesanan pembeli.

Setahun silam, Nur dengan modal pas-pasan memberanikan diri untuk  membuka lapak di sebuah kawasan padat penduduk itu. Lokasi tempatnya berjualan sebenarnya kawasan orang-orang berduit. Tapi, tak serta merta dia mendapat imbas positif.

"Untungnya nggak banyak, ya cukuplah kalau untuk makan. Kadang 50 ribu (rupiah), kadang bisa juga 100 ribu. Belakang ini rumahnya orang kaya semua sebenarnya. Tapi yaa namanya orang jualan kadang banyak yang beli kadang ya sepi. Meskipun orang kaya, tak semua mau beli. Apalagi sate kan bukan makanan pokok," kata Nur.

Malam itu mendadak turun hujan. Nur terpaksa berkemas menutup dagangannya karena sampai saat ini niatnya yang ingin mempunyai tenda belum juga terwujud.

Saat ditanya kenapa tak meminta bantuan pemerintah untuk membesarkan usahanya, Nur hanya cengengesan. Kata Nur, rekan-rekannya sesama pedagang kaki lima saja sering digusur. "Sampai sekarang juga nggak ada solusinya. Katanya memihak rakyat kecil," ujar Nur, ada nada sindiran.

Sambil berbincang di tengah guyuran hujan lokal, Nur lagi-lagi tak tahu tentang siapa sosok yang akan dipilihnya untuk menjadi Wali Kota Batam. "Saya nggak kenal. Siapapun orangnya ya harapan saya bisa pedulilah sama kami, pedagang kecil ini," katanya. (*)

Editor: Roelan