Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Peneliti Temukan Fosil Satwa 'Alien' di Bumi
Oleh : Redaksi
Selasa | 17-03-2015 | 14:42 WIB
Aegirocassis_benmoulae_reconstruction_black_background.0.0.jpg Honda-Batam
Aegirocassis benmoulae, spesies satwa bawah laut raksasa yang spesimen fosilnya ditemukan baru-baru ini. Gambar ini merupakan rekonstruksi semasa hidupnya. (Foto: Yale University via Mongabay.co.id)

BATAMTODAY.COM - Peneliti berhasil menemukan fosil satwa yang baru-baru ini ditemukan di bagian tenggara Maroko. Fosil ini diidentifikasikan sebagai sisa-sisa makhluk laut raksasa yang aneh dengan tubuh yang membentang sekitar tujuh meter, dan dinyatakan sebagai hewan terbesar di bumi di masanya.

Seperti yang dilaporkan dalam Jurnal Nature edisi 11 Maret 2015, spesies baru ini, ditemukan oleh tim ahli paleontologi dari Universitas Yale. Fosil-fosil yang tersebut diperkirakan berasal dari era 480 juta tahun hingga Era Paleozoikum. 

Satwa ini lebih mirip alien daripada satwa purba bumi yang selama ini kita kenal. Fosil ini adalah spesies baru anomalocaridid ​​(secara harfiah, 'udang aneh') yang berada di cabang sisi leluhur unik pohon keluarga arthropoda -- kelompok hewan dengan spesies hidup yang paling banyak di bumi saat ini, termasuk di dalamnya adalah kepiting, kupu-kupu, kalajengking dan semut.

Bentuk hewan laut ini memang tidak biasa. Misalnya, kepala panjang dan seolah tertutup helm, tubuh tersegmentasi menjadi beberapa bagian, insang terletak di punggungnya, dan sirip-sirip dengan bentuk yang tidak normal.

"Aegirocassis adalah makhluk dengan bentuk yang benar-benar luar biasa,” kata Dr. Derek Briggs, paleontolog dari Yale University dan juga salah satu penulis makalah tentang penemuan ini, dilansir Mongabay Indonesia

"Kami sangat ingin mengetahui lebih lanjut tentang satwa laut ini. Fitur-fitur di tubuhnya belum pernah diamati pada Anomalocaridid cambrian yang lebih tua- bukan hanya satu seperti yang ditemukan para ilmuwan selama ini, tapi dua set fitur-fitur untuk berenang yang mirip sayap di sepanjang tubuhnya. Ini mewakili tahap dalam evolusi satwa-satwa dengan anggota tubuh bercabang dua, karakteristik arthropoda modern, seperti udang."

"Mengingat ukurannya yang besar dan penampilannya yang sangat asing, saya berasumsi kebanyakan orang mungkin akan ketakutan jika mereka bertemu saat berenang di laut," kata Dr. Peter van Roy, seorang ahli paleontologi di Universitas Ghent di Belgia dan penulis utama jurnal penemuan ini.

"Namun, berbeda sama sekali dengan hampir semua anomalocaridid lain yang predator aktif, hewan ini adalah hewan yang tenang dan cinta damai." Satwa ini memakan plankton-plankton dan tidak berburu mangsa, seperti paus, raksasa laut yang hidup di era sekarang.

Sumber: Mongabay.co.id