Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Dampak Ekonomi Jika Abaikan Perubahan Iklim
Oleh : Redaksi
Jum'at | 13-03-2015 | 10:45 WIB
climate_change_encyclopaedia.jpg Honda-Batam
Ilustrasi. (Foto: earthtimes.org)

BATAMTODAY.COM - Menlu AS John Kerry menjabarkan konsekuensi ekonomis jika mengabaikan perubahan iklim dalam pertemuan di Washington, hari Kamis (12/3/2015).

Dilansir VOA, Kerry yang berbicara dalam acara Global Center Energy, Dewan Atlantik mengatakan, mempertaruhkan masa depan bumi yang sudah diketahui adalah "sangat sembrono" dan "jelas tidak bermoral."

Ia mengatakan 97 persen dari studi iklim yang dicermati secara seksama telah mengkonfirmasi terjadinya perubahan iklim nyata yang sebagaian besar disebabkan oleh aktivitas manusia.

"Kita harus menghadapi kenyataan. Kita tidak bisa pindah ke planet lain," katanya.

Dalam pertemuan bulan Februari, Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan 2015 adalah tahun "penting" untuk menyelesaikan perjanjian untuk mencegah perubahan iklim yang universal.

Ban Ki-moon berbicara selagi Amerika dan negara-negara besar lainnya mempersiapkan KTT perubahan iklim bulan Desember di Paris di mana mereka memusatkan perhatian pada penerapan standar internasional untuk emisi karbon yang lebih rendah guna melawan pemanasan global.

John Kerry mengatakan peningkatan frekuensi cuaca ekstrim seperti meluasnya kekeringan, banjir dan badai akan menyebabkan gangguan yang akan mempengaruhi pekerjaan.

"Kita bisa memperkirakan gangguan sektor pertanian global yang akan mengancam mata pencaharian jutaan petani dan melemahkan ketahanan pangan bagi jutaan keluarga," katanya.

Kerry juga mengatakan penelitian menunjukkan perubahan iklim dapat menyebabkan turunnya hasil panen kebutuhan pokok seperti beras, gandum dan jagung sebesar dua persen per dekade.

"Pikirlah apa artinya hal itu bagi jutaan petani di seluruh dunia dan dampak inflasi yang akan terjadi pada harga pangan," kata Kerry.

John Kerry mengatakan solusinya adalah kebijakan energi yang baik, yang mencakup investasi global dalam energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin.

Sumber: VOA