Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Disdik Tanjungpinang Audiensi Bersama PLN

PLN Tanjungpinang Tak Jamin Listrik Tak Padam Saat UN Online
Oleh : Habibi
Kamis | 12-03-2015 | 19:48 WIB
audiensi_disdik_tpi_ke_pln.jpg Honda-Batam
Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang saat audiensi dengan PLN, Kamis (12/3/2015). (Foto: Habibi Kasim/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang meminta pihak PLN agar tidak memadamkan lampu pada saat pelaksanaan ujian nasional (UN) berbasis komputer atau computer-based test (CBT) di SMP Negeri 1 dan SMK Negeri 1. Namun pihak PLN tak berani menjamin.

Padahal permintaan itu disampaikan langsung Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, Dadang AG, kepada Direktur PLN Tanjungpinang, Majudin. "Permalasalahan listrik saat ini sangat tidak stabil dan dapat mengganggu kegiatan UN online jika hal yang sekarang ini masih terjadi pada bulan April," kata Dadang, di aula kantor PLN Tanjungpinang, Kamis (12/3/2015).

Dadang mengaku dirinya dan pihak sekolah sempat galau dengan kondisi kelistrikan. Hal ini juga kata Dadang, diminta oleh pihak Kementrian Pendidikan yang sempat hadir saat meninjau uji coba UN online, belum lama ini.

"Dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan langsung minta kita audiensi dengan PLN agar PLN bisa menjamin keadaan kelistrikan bisa stabil saat UN online," ujar Dadang.

Dadang menambahkan, UN online akan di dua sekolah itu dilaksanakan pada 13 - 16 April dan penyiapan server dimulai dua pekan sebelum pelaksanaan ujian. "Jadwal tidak bisa diubah. Maka dari itu besar harapan kita agar PLN bisa mengusahakan," pinta Dadang.

Namun pihak PLN tak berani menjamin. Majudin lagi-lagi meminta maaf kepada masyarakat dan khususnya kepada pihak Dinas Pendidikan atas ketidaknyamanan kelistrikan di Tanjungpinang.

"Memang, penyebab terjadinya ya defisit di PLTU Kalangbatang. Hari ini posisi daya mampu kita 40,3 megawatt, sebelumnya 43 megawatt. Kenapa hari ini karena penurunan dari CTI PLTU Kalangbatang," ujar Majudin.

Sementara beban puncak mencapai 52,3 MW sehingga terjadi defisit sebesar 12 MW. Oleh karena itulah pemadaman sering terjadi.

"Pemadaman dua kali sehari, dan lama padam tiga jam di tiga titik pemadaman yang memang besar," terang Majudin.

Majudin mengaku bahwa pihaknya memang tidak bisa merealisasikan apa-apa yang dikatakan oleh pihaknya di media. Alasan pun masih klasik, kata dia, karena gangguan dan kerusakan beberapa pembangkit. (*)

Editor: Roelan