Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Samsung Benamkan Chip Buatan Sendiri dalam Galaxy S6
Oleh : Redaksi
Kamis | 05-03-2015 | 09:18 WIB
samsung_exynos_7.jpg Honda-Batam
Foto: net

BATAMTODAY.COM - PONSEL baru Samsung Electronics Co, Galaxy S6, mencuri perhatian dengan layar lengkung serta kerangka kaca dan logamnya. Smartphone itu menjadi andalan Samsung untuk bangkit setelah labanya jatuh pada 2014.

Namun, fitur paling penting dalam ponsel itu mungkin tidak diperhatikan oleh sebagian besar konsumen. Untuk Galaxy S6, Samsung memakai mikroprosesor yang dikembangkan sendiri oleh perusahaan.

Mikroprosesor bernama Exynos 7 itu adalah hasil investasi miliaran dolar yang telah dimulai beberapa tahun lalu. Dengan tidak lagi memakai chip Qualcomm Inc, Samsung ingin unggul dari sisi teknologi atas pesaingnya. Selain itu, laba perusahaan juga meningkat dari setiap smartphone yang dijualnya.

Chip Exynos akan ditemui dalam mayoritas Galaxy S6, kata sumber. Exynos 7 dibuat di pabrik chip tercanggih Samsung yang memungkinkan perusahaan meningkatkan hasil produksi dan mengerem ongkos manufaktur.

Hanya Samsung yang mampu menghasilkan chip mobile dalam jumlah besar dengan memakai teknologi proses 14-nanometer, kata Roh Tae-moon, kepala strategi produk mobile Samsung, dalam sebuah wawancara.

Sama seperti produsen smartphone premium lainnya, Samsung dulu sangat bergantung pada Qualcomm. Mikroprosesor Snapdragon buatan Qualcomm telah lama dipandang sebagai standar tertinggi, sehingga perusahaan semikonduktor dari San Diego itu nyaris memegang monopoli chip dalam segmen smartphone premium.

Samsung telah memakai chip Exynos-nya dalam beberapa smartphone Galaxy terdahulu. Namun pemakaian yang lebih meluas kali ini menegaskan keunggulan teknologi yang didapat Samsung.

Perusahaan Korea Selatan itu merupakan produsen memory chip terbesar dunia, namun dalam hal desain chip, mereka tertinggal. Samsung mulai membuat mikroprosesor untuk iPhone buatan Apple Inc pada 2007, namun baru mulai mengembangkan chip serupa untuk smartphone-nya sendiri pada 2010.

Samsung memprediksi pemakaian prosesor mobile buatan sendiri ini dalam jangka panjang mampu mengangkat laba divisi semikonduktornya. Dalam triwulan IV 2014, bisnis semikonduktor Samsung menyumbang $4,8 miliar atau 51 persen dari total laba operasional perusahaan.

Sundeep Bajikar, analis Jefferies di San Francisco, mengatakan kemampuan baru Samsung ini memungkinkan konsumen memandang prosesor Exynos sebagai alternatif bagi chip Qualcomm atau chip buatan perusahaan Taiwan MediaTek Inc.

Qualcomm menolak berkomentar, sementara perwakilan MediaTek tak dapat segera dihubungi. (*)

Sumber: WSJ