Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Implan Koklea Percepat Perkembangan Balita dengan Sindroma Down
Oleh : Redaksi
Jum'at | 20-02-2015 | 09:03 WIB
tdy-091211-cochlear1.grid-6x2.jpg Honda-Batam
Implan koklea pada anak. (Foto: net)

BATAMTODAY.COM - ANAK-anak penyandang tunarungu atau memiliki gangguan pendengaran punya harapan untuk bisa mendengarkan melalui implan koklea. Tidak seperti alat bantu dengar yang hanya memperkuat suara, implan koklea merangsang saraf pendengaran langsung di otak.

"Jika anak-anak mendapatkan implan dan terapi lanjutan secara intens, mereka akan mampu mengembangkan kemampuan berbahasa pada tingkat yang sebanding dengan anak-anak dengan pendengaran normal, dan banyak yang sukses di kelas umum," menurut penelitian National Institutes of Health.

Namun untuk anak-anak dengan gangguan perkembangan lainnya, pelatihan dan terapi lanjutan masih menghadapi kendala sehingga banyak dokter yang tidak menganjurkan menggunakan implan bagi mereka.

Seperti pengalaman Joshua Copen, yang memiliki sindroma Down, dan ibunya, Lara Peng. Anak-anak dengan dengan sindroma Down lebih mungkin memiliki masalah pendengaran.

Upaya Peng untuk mendapatkan implan koklea untuk Joshua sempat mendapat hambatan sehingga dirnya frustasi. Kemudian dia bertemu dengan Kay Chang MD, seorang otolaryngologist anak dan ahli bedah otologic di Lucile Packard Rumah Sakit Anak Stanford.

Chang menggambarkan tantangan implan koklea untuk anak-anak seperti Joshua di posting pada Packard's Healthier, blog Hidup Lebih Bahagia.

"Secara tradisional, pasien dengan keterlambatan perkembangan belum dipandang sebagai calon yang ideal untuk menggunakan implan koklea," kata Chang, profesor THT - Bedah Kepala dan Leher di Stanford University School of Medicine.

"Rangsangan listrik yang dialirkan oleh implan tidak memiliki kemiripan dengan pendengaran biasa. Otak harus menyesuaikan diri dengan mempelajari pola listrik tersebut. Kemajuan seseorang dengan keterlambatan perkembangan tidak akan secepat anak yang berkembang secara normal. Namun, hanya karena untuk merehabilitasi anak dengan keterlambatan perkembangan itu jauh lebih sulit, tidak berarti mereka tidak akan mendapatkan keuntungan dari itu," katanya.

Ini setidaknya membuktikan, implan koklea untuk anak-anak dengan sindroma Down layak untuk diupayakan. John Oghalai MD, Kepala Pusat Pendengaran Anak di Packard, melakukan studi untuk melihat bagaimana implan koklea membantu anak yang mengalami keterlambatan perkembangan.

Oghalai menemukan bahwa penggunaan implan koklea pada anak-anak tunarungu dengan keterlambatan perkembangan dapat membantu mereka tidak tertinggal semakin jauh dari rekan-rekan mereka yang normal. Sementara anak yang boleh mendapatkan implan menurut FDA mendapat implan minimum berusia 12 bulan. (*)

Editor: Roelan