Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mensos Khofifah Sebut Indonesia sudah Darurat Pornografi
Oleh : Redaksi
Minggu | 15-02-2015 | 14:00 WIB
Khofifah.jpg Honda-Batam
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa

BATAMTODAY.COM, Jombang-Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansah menyataan, Indonesia dalam kondisi darurat pornografi.


Menurut Khofifah, tingkat pornografi di Indonesia saat ini nyaris sama bahayanya dengan narkoba. Jumlahnya korban pornografi sudah mencapai 45 persen  lebih tinggi dibanding bahaya narkoba. Dan, dampaknya sangat besar ‎merusak masa depan generasi bangsa.

"Karena, Anda bisa mencari pembuktian, bahwa korban kekerasan seksual, ‎cenderung juga akan menjadi pelaku kejahatan seks. Ini ancaman serius, dan harus dilakukan tindakan," kata Khofifah kepada wartawan saat sowan ke kediaman pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, Jawa Timur kemarin.

Terkait hal itu, Kementerian Sosial sedang menyiapkan berbagai strategi untuk menelurkan peraturan guna memberi sanksi hukuman berat kepada pelaku pornografi.

"Ini ancaman serius yang tengah kita hadapi menyangkut nasib dan masa depan korban. Karenanya harus ada aturan dan payung hukum guna memberikan sanksi kepada pelakunya," paparnya.

Khofifah menyebut, kejahatan pornografi terjadi di banyak daerah di Indonesia, namun selain tidak terungkap juga kepedulian masyarakat belum seluruhnya berani menyampaikan itu.

Kemudian, dari sekian banyak temuan kasus yang didapat, dia memberikan contoh, kejahatan pornografi salah satunya terjadi di Kalimantan Timur, kejahatan inses.

"Di sana, terungkap seorang kakek telah bertahun-tahun melakukan kejahatan inses, dan paedofilia yang menggauli keluarganya sendiri. Itu dilakukan kepada ketiga anaknya. Kemudian, berlanjut menimpa kedua cucunya. Dan baru terbongkar setelah kejadian serupa dilakukan kepada cicitnya," ujar Khofifah.

Lanjutnya, jika pelaku-pelaku kejahatan pornografi seperti itu tidak dijerat dengan hukuman berat, maka peristiwa serupa akan terus terjadi.

Khofifah juga tengah melakukan pendekatan dengan berbagai pihak, untuk membahas dan merumuskan hukuman yang tepat. Mereka dimintai pendapat dan masukan untuk dijadikan bahan rumusan aturan dan penindakan terhadap kepada pelaku. "Dan, itu akan kita bawa ke Rakor Menkopolhukam di kabinet," katanya.

‎Dan, dalam pertemuannya dengan Gus Sholah, ia juga menyampaikan itu. Termasuk meminta masukan dan saran guna memberikan hukuman setimpal, terhadap pelaku kekerasan seksual dengan jumlah korban yang banyak, diberikan hukuman setimpal. "Ini sedang kita bahas, usulannya mematikan syaraf libido pelaku," katanya.

Dan beberapa pihak yang terus diajak bicara, di antaranya ‎lawyer, dokter, MUI dan pihak-pihak lain.

Nomor satu
Pada kesempatan itu, Mensos  l Khofifah Indar Parawansa mengatakan Indonesia kini harus sadar dan berbenah menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkoba dan juga kejahatan seks.

Berdasarkan catatannya, Indonesia merupakan surga bagi phaedopilia tertinggi se-Asia‎. Untuk kejahatan seks, juga tertinggi kedua di dunia.

"Dari tahun 2007, kalau kita update dari berbagai media online, Indonesia merupakan surga phaedopilia di Asia. Pengunduh dan pengunggah pornografi nomor satu di dunia," ujarnya.

Kekerasaan seksual di sekolah, lanjutnya, tidak bisa dianggap enteng. Karena pelakunya adalah guru, dan untuk kasus kekerasan seksual suka sama suka terjadi di usia pelajar SMP dan SMA.

"Jadi kita harus melakukan kewaspadaan bersama untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa, mengajak mereka untuk hidup sehat dan produktif," kata dia.

Secara emperik, fenomena surga phaedopilia dan kekerasan seksual di sekolah sudah pada tahap memprihatinkan. Pelaku paling tua usianya 100 tahun, pelaku paling muda anak usia enam tahun, dan korban paling muda ada anak usianya 18 bulan.

"Oleh karena itu, yang bisa menyelamatkan remaja, anak-anak kita harus kita kuatkan bersama. Termasuk dengan bimbingan konseling kepada remaja. Supaya mereka melakukan pola hidup sehat dan produktif. Dan itu harus terus didorong terutama melalui lembaga-lembaga pendidikan," katanya.

Editor : Surya