Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Batam Diimbau Tak Makan Apel untuk Sementara
Oleh : CR9
Senin | 02-02-2015 | 17:34 WIB
amsakar_ahmad_tunjuk_foto_apel.jpg Honda-Batam
Amsakar Ahmad menunjukkan hasil temuan apel dari AS. (Foto: CR9/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Warga Batam diimbau agar tidak mengonsumi apel untuk sementara waktu. Imbauan ini terkait adanya penemuan apel merek Granny Smith dan Royal Gala dari California, Amerika Serikat (AS), yang terindakasi virus berbahaya, beredar luas di Batam.

"Kita ambil 12 sampel pada sidak kemarin dan kami temukan memang benar dua merek apel dari California banyak beredar di Batam. Saat ini masih kami uji di Laboratorium," kata Asamkar Ahmad, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan (Disperindag) dan ESDM Kota Batam, Senin (2/2/2015), seraya menunjukkan foto buah apel yang diambil sebagai sampel.

Sidak itu, kata dia, telah dilakukan pada 29 Januari lalu di tujuh tempat, yakni dua distributor dan lima pasar tradisional di Batam. Sebelumnya, imbuh Amsakar, Balai Karantina Pertanian dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Kepulauan Riau juga sudah melakukan tindakan yang sama.

"Balai Karantina sendiri sudah memusnahkan sekitar 60 kg apel dari dua merek tersebut," terang Asmsakar.

Sedangkan untuk Balai POM ia sebutkan telah melakukan sidak di dua swalayan nasional dan ditemukan dua merek apel tersebut beredar di Hypermart dan Carefour.

Dia mengakui, banyak pedagang pedagang yang belum mengetahuinya sehingga banyak pedagang yang enggan untuk memusnahkan apel tersebut.

Untuk pengawasan lebih lanjut dan menunggu kepastian hasil uji laboratorium, Pemko Batam membentuk tim gabungan yang terdiri dari BP Batam, Disperindag, Karantina, Balai POM, Polresta Barelang dan Satpol PP untuk terus melacak keberadaan apel tersebut. Pihaknya juga akan meminta kepada distributor apel untuk menarik peredaran apel tersebut di pasaran.

Sedangkan Kepala KP2K Kota Batam, Suhartini, menjelaskan sampai saat ini belum ditemukan korban di Indonesia dan bakteri yang diduga dalam kandungan apel tersebut belum pernah ada di Indonesia sebelumnya. "Meskipun demikian kami tetap mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengosumsi apel sampai ada imbauan lanjutan," jelas Suhartini. (*)

Editor: Roelan