Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pupuk Subsidi di Kepri Tidak Disalurkan ke Petani
Oleh : Charles Sitompul
Jum'at | 30-01-2015 | 15:58 WIB
pupuk.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pemerintah Provinsi Kepri dalam dua tahun terakhir ternyata sudah tidak lagi mendistribusikan pupuk bersubsidi ke petani. Alasannya, agen penyalur enggan memasarkan lantaran keuntungannya kecil.

"Sudah dalam dua tahun ini, pupuk subsidi yang menjadi kuota bagi Provinsi Kepri tidak disalurkan dan saat ini menumpuk di gudang penimbunan. Penyalur tidak mau menyalurkan karena untungnya kecil," ujar Said Jafaar, Kepala Dinas Kehutnanan, Pertanian dan Perkebunan Kepri, belum lama ini.

‎Kata Said Jafaar, pada 2007 lalu jatah pupuk subsidi bagi Provinsi Kepri hampir mencapai 4 ribu ton. Namun karena tidak tersalurkan, hanya tinggal 1.000 ton, yang terdiri dari pupuk subsidi Urea, KCL dan SP36.

"Setiap tahun jatah pupuknya berkurang dan saat ini hanya tinggal 1.000 ton. Jatah ini turun karena petani di Kepri tidak ada yang mau mengambil. Selain itu, penyalur juga enggan menyalurkan karena ongkosnya terlalu kecil," ujar Said Jafar tanpa menyebut nilai ongkos penyalurannya.

Jika langsung disalurkan dari distributor pupuk ke petani, tambah Said Jafar, hal itu menyalahi. Selain itu, penyalur mengalami ketakutan dalam menyalurkan pupuk subsidi itu karena dicurigai oleh oknum penegak hukum.

"Kami hanya mengajukan jumlah kuota untuk kepri, bagian pendistribusian dan penyaluran dilakukan oleh Disperindag Provinsi Kepri," kata dia lagi.

Gudang penyimpanan pupuk bersubsidi ini, disebut Said Jafaar berada di bilangan Kilometer 18, Tanjungpinang.

Sementara dari pantauan BATAMTODAY.COM, harga pupuk Urea per karung dengan berat 50 kilogram di pasaran Rp350 ribu. Sedangkan pupuk NPK Rp200-250 ribu dan pupuk SP36 dibanderol Rp150 ribu.

Editor: Dodo