Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Ranai Sudah Tiga Bulan Menanti Sembako
Oleh : Nursali
Kamis | 29-01-2015 | 08:17 WIB
Kebutuhan_Sembako_Yang_Diturunkan_Dari_Palka_KM_1422367511461_s.jpg Honda-Batam
Barang-barang kebutuhan pokok di Ranai yang didatangkan dari luar daerah, saat dibongkar di pelabuhan. (Foto: Nursali/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Ranai - Barang-barang kebutuhan pokok bagi warga yang tinggal di daerah sulit seperti Kabupaten Natuna dan Kepulauan Anambas, kerap menjadi sesuatu yang langka. Ketergantungan pasokan dari luar yang tak diiringi akses transportasi laut yang memadai, menjadi salah satu penyebab kelangkaan itu terjadi.

Lana (42), warga Ranai, Kabupaten Natuna, ini misalnya, mengaku telah lama menunggu ketersediaan kebutuhan pokok. Sebab, beberapa alat pengangkut jenis kapal perintis dikabarkan belum dapat menghubungkan pulau-pulau diKepulauan Riau karna proses tender pelelangan yang belum rampung.

"Adalah tiga bulan lebih barang-barang kebutuhan ini nggak ada di sini. Biasanya ada saja kapal yang singgah di sini. Tapi belakangan ini cuma kapal ini (KM Bukit Raya) saja yang datang," ujar perempuan paruh baya yang mengaku sebagai pedagang di Ranai kepada BATAMTODAY.COM, di Pelabuhan Ranai, Selasa (27/1/2015) malam kemarin.

Dia mengaku kedatangan KM Bukit Raya menjadi penolong baginya. Selain mengangkut penumpang, kapal milik PT Pelni ini juga sering mengangkut barang-barang kebutuhan dari luar daerah ketika singgah di Ranai.

Tak cuma sering mengalami kelangkaan barang kebutuhan pokok, warga juga merasa terisolir akibat minimnya akses transportasi antarpulau, baik laut maupun udara.

"Sudah lama juga pesawat tak ada, kapal juga gitu. Baru inilah ada kapal. Kalau harga barang, nggak usah tanyalah, Bang, semakin mahal," kata Madi (33), warga Ranai lainnya.

Tingginya inflasi ini juga disebabkan ulah sejumlah pedagang sendiri. Pedagang yang nakal, kata Madi, mengambil kesempatan dari sulitnya akses transportasi dengan cara menimbun barang sebanyak-banyaknya. Ketika akses transportasi terkendala, mereka akan menjual barang dengan harga tinggi.

"Pastilah, Bang, mereka jual sikit-sikit dengan alasan kapal tak masuk. Pesawat tak terbang. Kalau mau saya punya sikit lagi nih, tapi tak segini lagi harganya," katanya menirukan ucapan pedagang langganannya. (*)

Editor: Roelan