Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Masalah Listrik di Kepri Jadi Beban Moral Pemerintah
Oleh : Charles Sitompul
Rabu | 28-01-2015 | 17:25 WIB
sani_interkoneksi_uban1.jpg Honda-Batam
Gubernur Kepri mendengarkan penjelasan terkait interkoneksi dari Direktur PLN di gardu induk PLN Tanjunguban. (Foto: Harjo/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Persoalan listrik di Kepri menjadi beban moral pemerintah provinsi seiring dengan belum terpenuhinya kebutuhan ini, terutama pasokan listrik bagi warga yang berada di pulau-pulau terdepan.

Hal itu dikatakan, Gubernur Muhammad Sani saat meresmikan pelaksanaan pembangunan interkoneksi listrik Batam - Bintan, di Gardu Pembangkit Listrik, Tanjunguban, Rabu (28/1/2015). 

"Di awal masa jabatan saya sebagai gubernur, kami sudah melaporkan kondisi dan situasi listrik di Provinsi Kepri kepada Direktur Utama PLN yang lama. Namun hingga saat ini, pemenuhan listrik bagi masyarakat di Kepri juga belum terpenuhi sesuai dengan harapan," kata Sani.

Di akhir masa jabatannya, Sani juga mengaku akan mempertanyakan hal itu, ke Direktur Utama PLN (Persero) yang baru agar masyarakat Kepri mengetahui apa kendala dan permasalahannya. 

Sani juga mengharapkan pelaksanaan pembangunan interkoneksi listrik dari Tanjungkasam, Batam ke Tanjunguban, Bintan, bukan hanya sebagai janji dari PLN saja, tetapi hendaknya dapat diwujudkan dengan komitmen riil agar pelayanan listrik pada masyarakat dapat terpenuhi.

Sementara itu, Direktur Unit Pembangunan PT PLN Persero Wilayah II Sumatera, Robert Arif Priyanto Purba mengatakan dari progress rencana pelaksanan penyambungan kabel bawah laut, sebelumnya sempat dijanjikan akan dimulai pada Desember 2014 lalu agar pada April 2015 nanti sudah dapat terkoneksi.

"Namun karena sesuatu hal, dan adanya kendala, pelaksanaan pembangunan berupa penanaman kabel listrik interkoneksi ini baru dapat dilaksanakan pada Januari 2015 ini, dan pada Juni 2015 penyambungan daya interkoneksi sebesar 15 MW, dari Batam ke Tanjunguban sudah dapat dilaksanakan," kata Robert.

‎Robert juga mengatakan pelaksanaan pengerjaan kabel bawah laut interkoneksi listrik ini akan dilaksanakan pertama di Tanjungkasam dan pelaksanaan pembangunan SUTT 150 KV Single Hawk dilaksanakan dengan double circuit dan SKLT, 120 MW, sepanjang 9,5 kilometer dari landing point Tanjungkasam ke Tanjungsauh dan Pulau Ngenang hingga ke Tanjungtalok menuju Gardu Induk pertama di Tanjunguban. 

"Total jumlah tower sepanjang pulau yang dilewati berjumlah 28 unit dan panjang kabel 5,37 Km, Pembangunan ‎SKLTT 150 KV sepanjang 8,4 Km dari Tanjungkasam - Tanjungsauh, sepanjang 3,4 KM," kata dia.

Selanjutnya, dari penyambungan 150 KV daya listrik ke Gardu Tanjunguban akan disalurkan pada empat gardu induk di Bintan - Tanjungpinang dan Kijang, yang meliputi gardu induk di Sri Bintan, PLTD Air Raja Tanjungpinang dan Kijang. 

"Dari masing-masing gardu induk ini, akan dapat memenuhi ‎Kebutuhaan Listrik untuk pengembangan pembangunan infrastruktur dan pariwisata terpenuhi di Bintan dan Tanjungpinang," jelasnya.

Robert juga mengatakan sampai saat ini, dari 267 tapak tower yang dibutuhkan di Pulau Bintan, sebanyak 234 unit diantaranya akan berada di hutan lindung. Hal ini membutuhkan proses izin dan pengeluaran secara enclove penggunaan lahan pinjam pakai dari Menteri Kehutanan, sedangkan 33 lainnya di lahan masyarakat yang belum dapat digantirugi. Sementara, 29 lahan tapak tower lainnya sudah dapat digantirugi.

Izin prinsip pinjam pakai lahan hutan lindung untuk pembangunan tower interkoneksi listrik ini sudah diberikan Menteri Kehutanan dan tinggal melakukan inventarisasi dan tata batas pada 234 lahan tapak tower yang berada di hutan lindung, yang sebagian besarnya sudah digunakan masyarakat untuk diusulkan dikeluarkan dari kawasan hutan lindung. 

"Harapkan kami pada masyarakat, kalau ada bukti-bukti surat tanah khususnya lahan yang berada di kawasan hutan lindung dapat ditunjukan dan diberikan sebagai bukti kepada Menteri Kehutanan, dalam pengeluaran secara  enclove dari kawasan hutan lindung di Kepri, hingga pelaksanaan pembangunan interkoneksi 120 MW dapat segera tercapai," pungkasnya.

Editor: Dodo