Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Protes Kebijakan Kampus, Mahasiswa UPB Berunjuk Rasa Bawa Keranda
Oleh : Gabriel P. Sara
Rabu | 28-01-2015 | 16:27 WIB
demo_upb....jpg Honda-Batam
Mahasiswa UPB berdemo memprotes kebijakan kampus. (Foto: Gabriel/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ribuan mahasiswa Universitas Putera Batam kembali menggelar unjuk rasa memprotes kebijakan rektor kampus tersebut. Dalam demo yang digelar Rabu (28/1/2015), mahasiswa mengusung keranda sebagai tanda keprihatinan.

Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UPB, Ferry Budianto mengatakan selain memprotes kebijakan kampus, mahasiswa juga mengecam rencana pembubaran BEM oleh rektor.

"Kami hanya menuntut hak-hak kami dikembalikan, karena selama ini, ribuan mahasiswa UPB cukup menderita dengan sangsi dan aturan yang diberikan dari pihak kampus. Bayangkan saja perkuliahan atau kegiatan keagaamaan yang diadakan dikampus ini, tidak diperbolehkan oleh pihak kampus, ini sudah tidak etis," papar Ferry dalam orasinya

Lebih parahnya lagi, pihak universitas bersama dosen-dosen UPB berniat untuk membubarkan BEM karena dinilai sudah mengancam dan mengganggu kenyamanan kinerja pihak universitas. Sementara itu, perjuangan BEM bersama ribuan mahasiswa tersebut hanya ingin membuat perubahan untuk menjadi UPB yang lebih baik lagi dan dipandang oleh perguruan tinggi lainnya.

"Kalau seperti ini, kampus lain ketawa lihat UPB, bagaimana ga lucu, BEM saja mau dibubarkan, sementara kita di sini hanya mau berjuang untuk perubahan kampus ini menjadi lebih baik, dan tidak berpihak kepada siapapun," ujarnya

Ia menilai, dikeluarkannya SK pembubaran kepengurusan BEM ini adalah respon yang menunjukkan ketakutan pihak rektorat dan para pengambil kebijakan, yang merasa terganggu kenyamanannya, bahkan pelanggaran yang dilakukan akan terungkap.

"Kampus UPB telah kehilangan nilai-nilai luhur bangsa kita, rasa empati, toleransi dan kebebasan akademik. Yang seharusnya mendapatkan sanksi adalah pihak rektorat yang bertindak arogan dan semena-mena, dan pihak rektorat mencuri start memberikan sangsi ke Pengurus BEM untuk menutupi pelanggarannya, dengan dasar hukumnya tidak kua," kata Ferry.

Mahasiswa juga menuntut, pihak universitas yang tidak memberikan sepenuhnya hak kepada dosen untuk penyusunan soal-soal ujian. Karena sistem ujian yang ada selama ini, 90 persen soal ujian disusun oleh pihak universitas. "Ini yang paling tidak masuk akal, masa si A yang mengajar, tapi si B yang menyusun soalnya, mana bisa nyambung kalau kayak gini, dan banyak keluhan dari mahasiswa kalau soal yang keluar itu tidak sama dengan pelajaran yang diajarkan oleh dosen, kalau seperti ini mau jadi apa kami mahasiswa ini," katanya dengan nada kesal.

Sementara itu, Andi selaku Dekan Fakultas Teknik UPB yang menyampaikan pesan dari Rektor UPB, mengatakan, saat ini rektor UPB tidak berada ditempat, namun pihak unversitas akan mendengarkan semua aspirasi ribuan mahasiswa tersebut. Dan nantinya pihak universitas bersama rektor akan mencari jalan keluar yang baik untuk menyelesaikan aspirasi yang disampaikan ribuan mahasiswa UPB.

"Saat ini rektor tidak ada, dia hanya menitipkan pesan kepada saya supaya mahasiswa menuliskan aspirasinya dan nanti akan saya sampaikan kepada rektor, dan dalam waktu dekat akan menyelasikan semuanya. Karena saat ini Rektor UPB sedang mengikuti seminar sekaligus penandatanganan MoU di BP Batam" tutur Andi singkat.

Editor: Dodo