Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

200 Tower Masuk Dalam Hutan Lindung

Proyek Interkoneksi Listrik Batam - Bintan Resmi Diluncurkan
Oleh : Harjo
Rabu | 28-01-2015 | 14:14 WIB
sani_interkoneksi_uban.jpg Honda-Batam
Gubernur Kepri mendengarkan penjelasan terkait interkoneksi dari Direktur PLN di gardu induk PLN Tanjunguban. (Foto: Harjo/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Proyek interkoneksi listrik dari Batam ke Bintan resmi diluncurkan dalam sebuah seremoni yang digelar di Tanjunguban pada Rabu (28/1/2015).

Direktur Unit Pembangunan PT PLN Persero Wilayah II Sumatera, Robert Arif Priyanto Purba, interkoneksi bawah laut Bintan - Batam baru satu-satunya di Sumatera. Untuk di Bintan ada empat  gardu induk, dengan  kapasitas 30 KVA  atau 24 MWG untuk kebutuhan listrik di wilayah Bintan.

"Kedepan apabila  beroperasi seluruh gardu, maka seluruh konsumen bisa dipenuhi, walaupun sampai saat ini sebanyak 200 tapak tower masih berada di kawasan hutan llindung. Untuk yang berada di pemukiman masyarakat, sebanyak  29 tapak sudah dibebaskan, sementara 4 belum karena pemilik lahan belum mau melepaskan lahannya," ungkap Robert.

Empat lahan tapak tower yang belum dibebaskan karena masyarakat belum bersedia digantirugi. Sementara untuk lahan yang masuk dalam hutan lindung sudah ada izin prinsip dari kementerian kehutanan dan ditargetkan pada Juni 2015 tower sudah siap dan sudah dioperasikan.

"Untuk sisanya diharapkan bisa selesai pertengahan tahun depan," tambahnya .

Sementara itu, Direktur PT PLN Persero, Nasri Sebayang,  menyampaikan tekatnya untuk memajukan kelistrikan di wilayah  Kepri. Walaupun pembangunan kelistrikan adalah sebuah kewajiban dan banyak menjumpai halangan dan rintangan, namun dengan adanya dukungan semua pihak, dia yakin akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.

"Wilayah Kepri menjadi tantangan yang khusus, karena membangun di banyak pulau, terpencil dan tersebar. Merangkai pulau demi pulau, bagi Kepri memang sebuah pilihan dan diupayakan akan diselesaikan sebelum 2019. Kontraktor diminta mengerjakan tepat waktu, karena ini adalah janji semuanya pihak," harapnya.

Sebaliknya, Gubernur Kepri, Muhammad Sani menyebutkan permasalahan utama yang dihadapi adalah kebutuhan listrik. Karena listrik menjadi syarat utama untuk masuknya investasi dengan harapan bisa memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat.

"Kita juga memimpikan tidak hanya di pulau besar, tapi untuk pulau terluar dan terpencil pun masyarakatnya bisa menikmati penerangan. Semoga kedepan apa yang sudah dikerjakan PLN bisa benar-benar terwujud dan sesuai dengan yang diharapkan," imbuhnya. 

Editor: Dodo