Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kontraktor Puskesmas Numbing Sudah Dibayar 100 Persen
Oleh : Harjo
Selasa | 27-01-2015 | 16:48 WIB
buruh_puskesmas_numbing_ke_dewan.jpg Honda-Batam
Perwakilan buruh saat berada di halaman parkir kantor DPRD Bintan dengan maksud hendak melaporkan dugaan penipuan kontraktor kepada anggota dewan. (Foto: Harjo/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Bintanbuyu - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, M Roem, menegaskan, kontraktor pelaksana pembangunan puskesmas dan perumahan medis di Desa Numbing, sudah dibayarkan 100 persen. Karena itu, masih ada buruh yang belum dibayar, itu di luar kewenangan Dinas Kesehatan.

"Anggarannya sudah dicairkan 100 persen. Tapi kalau pembayaran kepada buruh belum dibayarkan oleh kontraktor, itu sama sekali di luar kewenangan dinas," kata Roem kepada BATAMTODAY.COM di ruang pertemuan Dinkes Bintan, Selasa (27/1/2015).

Kendati demikian, dirinya akan berusaha memediasi antara kontraktor dan buruh dengan harapan agar ada jalan keluar yang baik.

Dia menambahkan, perwakilan dari buruh telah datang ke kantor Dinkes Bintan dan melaporkan adanya permasalahan terkait pembayaran upah buruh oleh kontraktor. Terkait dengan permasalahan tersebut dinas sudah berupaya untuk melakukan mediasi.

Rencananya, Rabu (28/1/2015) besok akan dipertemukan antara kontraktor dan perwakilan buruh di kantor Dinkes Bintan.

"Tadi kita sudah hubungi Wahyudin Setiawan, warga Tanjungpinang, yang bertindak sebagai subkontraktor yang bertanggung jawab terkait dengan pengerjaan proyek tersebut. Dia bersedia untuk datang dan menemui buruh. Mudah-mudahan besok ada keputusan," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan buruh proyek pembangunan Puskemas Desa Numbing, Kecamatan Bintan Pesisir, Bintan, ditelantarkan oleh kontraktornya. Bahkan, uang ratusan juta yang harusnya dibayarkan oleh kontraktor kepada para buruh hingga pembangunan proyek selesai juga belum diterima pekerja.

"Kami bekerja di proyek tersebut mulai September 2014. Selama ini memang gaji belum pernah dibayar penuh. Justru sistem yang diberlakukan hanya sekadar pinjaman kepada para buruh," ungkap Amin, salah seorang buruh yang mendatangi kantor Bupati Bintan di Bintanbuyu.

Amin menjelaskan, diperkirakan uang yang harusnya diterima  puluhan buruh yang bekerja pada proyek tersebut mencapai Rp180 juta. "Kita hanya di janjikan oleh Wahyudin Setiawan, selaku kontraktor. Bahkan sempat dimediasi oleh camat. Tapi yang terjadi justru kontraktor sudah tidak bisa dihubungi dan diduga sudah kabur. Untuk memperjelas permasalahan tersebut makanya kita berniat mendatangi Kantor Bupati Bintan," terangnya. (*)

Editor: Roelan