Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Larang Ekspor Bibit Lobster, Menteri Susi Siapkan Pembeli
Oleh : Redaksi
Senin | 26-01-2015 | 08:44 WIB
Susi.jpg Honda-Batam
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. (Foto: net)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, menjanjikan pembeli lobster-lobster milik nelayan pembudidaya. Janji itu disampaikan menyusul pasca terbitnya peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1/PERMEN-KP/2015 yang salah satunya melarang ekspor bibit lobster.

"Saya tidak akan mencabut kebijakan tersebut. Saya tetap stop ekspor, tapi saya akan kasih solusi," kata Susi di hadapan perwakilan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Nusa Tenggara Barat (NTB), di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (23/1/2015) lalu.

Kedatangan HNSI NTB itu pun untuk menyampaika keberatan dengan kebijakan yang dibuat Menteri Susi tersebut karena nelayan NTB yang menggantungkan hidup dari menangkap bibit lobster ini cukup besar.

Susi mengatakan akan menyiapkan pembeli kepada para pembudidaya lobster NTB yang tetap ingin menjual bibit lobster di bawah 200 gram sebagai kompensasi dari pemerintah. "Saya tidak masalah kalau nelayan NTB tetap mau jual bibit di bawah 200 gram, kita siapkan pembelinya. Kita beli di NTB lalu dibawa untuk restocking di Sumatera Barat, di Jawa Selatan, Aceh, atau daerah lainnya. Tapi kalau mau di ekspor ke orang Vietnam, saya tidak izinkan," tegas Susi seperti dikutip dari laman kementerian.

Susi menuturkan, Vietnam merupakan negara eksportir lobster terbesar di dunia. Hal itu karena NTB menyuplai bibitnya.

Dia menjelaskan, peraturan yang ditetapkannya itu semata-mata untuk melindungi nelayan, bukan untuk mematikan pendapatan nelayan. "Itu tugas dan kewajiban saya untuk melindungi nelayan," terang Susi.

Susi juga berharap agar nelayan NTB tidak salah mengerti dengan niat dan kebijakannya. "Saya tidak pernah punya niat untuk mematikan usaha siapapun juga apalagi nelayan," kata Susi seraya meminta HNSI untuk ikut menjadi pelindung nelayan dengan cara memajukan pendapatan mereka supaya tidak sedikit. (*)

Editor: Roelan