Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ada Upaya Penghancuran dan Pelemahan KPK secara Sistematis
Oleh : Redaksi
Sabtu | 24-01-2015 | 19:56 WIB
BW3.jpg Honda-Batam
Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dengan tegas mengatakan, apa yang dialaminya Jumat (23/1/2015) kemarin, bukan pelemahan KPK. Bahkan dia menilai, hal itu merupakan penghancuran KPK.


"Mungkin harus dinaikkan satu level. Ini pelemahan atau penghancuran. Kalau saya melihatnya ada upaya sistematis untuk menghancurkan KPK," ujar Bambang di kediamannya Jl Kampung Lio, Kampung Bojong Lio, Kelurahan Cilodong, Kecamatan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, (24/01/2015).

Bambang telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus menyuruh saksi untuk bersumpah palsu dalam kasus sengketa pilkada Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah di MK pada 2010 lalu. Saat itu, Bambang merupakan pengacara. Sedangkan Bambang menjadi pimpinan KPK pada 2012.

Bambang ditangkap tim Bareskrim dengan bantuan pihak Kapolsek Sukmajaya Kompol Agus Widodo, setelah mengantar anaknya, Taqi, murid SDIT Nurul Fikri, pada Jumat (23/1/2015). Kemudian penahanan Bambang ditangguhkan setelah Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja dan Zulkarnain bertemu Wakapolri Badrodin Haiti dan Kabareskrim Polri Komjen Budi Waseso. Bambang dibebaskan dari Mabes Polri sekitar pukul 01.30 WIB. Setelah ke KPK, Bambang tiba di rumahnya sekitar pukul 04.00 WIB.

Selain Bambang, pimpinan KPK lainnya yakni Abraham Samad juga terkena serangan. Abraham terkena foto palsu bersama Putri Indonesia 2014 Elvira Devinamira. Kemudian Samad juga terkena serangan Plt  Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menungkapkan Samad kecewa tidak menjadi cawapres Jokowi karena Budi Gunawan. Atas serangan ini, Samad sudah membantahnya.

Sistematis
Secara terpisah, pengacara Todung Mulya Lubis serangan terhadap Abraham Samadm Bambang Widjojanto, Adnan Pandu Pradja dan sebentar lagi Wakil Ketua KPK Zulkarnain.  

"Pelemahan itu sistematis habis Bambang, Adnan Pandu Praja, kemudian Pak Zulkarnain. Tinggal Abraham Samad sebatang kara. Dia lone figter di sini. Itu yang akan membuat KPK lumpuh menurut saya," kata Todung di Gedung KPK.

Dia mengatakan masyarakat termasuk dirinya tidak akan ikhlas kalau KPK dibiarkan lumpuh seperti itu. Cara pelaporan seperti ini bakal membuat kinerja KPK dalam pemberantasan korupsi menjadi lumpuh.

"Kalau semua komisaris KPK dilaporkan sesuatu perbuatan melanggar hukum. KPK pasti akan lumpuh. Dengan tiga komisaris (komisioner) KPK saja sudah agak lumpuh," sebutnya.

Dia melihat jika KPK hanya dipimpin tiga orang maka lembaga hukum anti rasuah itu sulit produktif dalam penuntutan kasus korupsi.

"Dengan tiga pimpinan KPK akan sangat sulit melakukan pekerjaan pekerjaaan penyidikan, penuntutan kasus-kasus korupsi secara lebih produktif," tuturnya.

Lanjutnya, dia mengeluhkan sikap Jokowi yang kurang tegas dalam menentukan sikap terkait persoalan kasus BW. Dia berharap kriminalisasi terhadap pimpinan KPK ini cepat ditanggapi.

"Saya sedih karena terlalu pagi untuk kecewa dengan Presiden. Berkali kali mengatakan presiden punya niat baik memberantas korupsi. Tapi, ketidaktegasan presiden membuat pemberantasan korupsi tidak maksimal," katanya.

"Malah bukan tidak hanya maksimal, kalau kasus kriminalisasi terhadap pimpinan KPK ini dibiarkan, tidak dipulihkan, maka KPK akan lumpuh," ujarnya.

Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja juga terkena peluru. Dia dituduh seorang pengacara ke Bareskrim telah merampok saham PT Desy Timber, perusahaan HPH di Berau, Kalimantan Timur Tahun 2006. .

Editor : Surya