Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dodi Dharma Cahyadi, Kepala Bandara Dabo

Membongkar Keterbatasan Menjadi Peluang Bagi Lingga
Oleh : Nurjali
Kamis | 15-01-2015 | 16:10 WIB
8_direktur_susi_air_dan_ka_bandara(1).jpg Honda-Batam

PKP Developer

Dodi Dharma Cahyadi, Kepala Bandara Dabo, saat menjamu Dirut PT ASI Pudjiastuti Aviation, Susi Pudjiastuti, yang kini menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. (Foto: dok/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Bandara Dabo beberapa tahun belakangan ini lebih ramai dari tahun-tahun sebelumnya. Frekuensi penerbangannya juga bertambah. Sebagai bandara perintis, nama Bandara Dabo sudah mulai populer, menyusul penambahan rute penerbangan yang akan dioperasikan pada akhir Januari 2015 ini.

Sejak era timah berakhir, frekuensi penerbangan di Bandara Dabo sempat menurun drastis. Jadwal penerbangannya juga acap tidak rutin.

Kini, Bandara Dabo melayani rute Pangkalpinang sekali dalam sepekan, Tanjungpinang dua kali dalam sepekan, Pekanbaru (dua kali sepekan), Jambi (dua kali sepekan), Tanjungbalai Karimun (dua kali sepekan), dan Pasirpangarayan (sekali sepekan). Adapun penambahan rute penerbangan yang diwacanakan akan diresmikan pada akhir bulan ini adalah rute Dabosingkep - Tanjungpinang, Pekanbaru, Jambi dan Pangkalpinang Bangkabelitung.

Penambahan rute perintis di Bandara Dabo ini pun diharapkan dapat mempermudah akses wisata dan investasi ke Kabupaten Lingga, khususnya Dabosingkep. Selain itu juga menjadi menjadikan Dabosingkep sebagai gerbang wisatawan di Kabupaten Lingga.

"Dengan dibukanya penerbangan dari Kabupaten Lingga akan mempermudah akses masyarakat dari dan menuju Lingga. Selain itu diharapkan bisa menambah perekonomian rakyat," kata Dodi Darma Cahyadi, Kepala Bandara Dabo, dalam perbincangan dengan BATAMTODAY.COM, Kamis (15/1/2015).

Sejak memimpin misi pengembangan Bandara Dabo sejak 2011 lalu, lulusan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) angkatan 1999 ini mengakui tidak main-main. Bermula dari operasi penerbangan perintis inilah dia berkeyakinan untuk menjadikan Lingga, serta Dabosingkep sebagai daerah kepulauan yang maju.

Bertugas di Bandara Dabosingkep tidak membuatnya merasa terisolir. Apalagi dihadapkan dengan fasilitas peralatan yang kuno serta fasilitas penerbangan yang mulai uzur.

Namun kondisi tersebut menjadikannya motiovasi bagi Dodi untuk mengubah citra Bandara Dabo yang dibangun pada era timah itu menjadi bandara yang modern dari beberapa bandara di wilayah kepualauan.

"Saya ingin bandara ini (semakin) besar, dan Dabo semakin maju," katanya.

Kerja kerasnya membuahkan hasil. Sejak April 2013 lalu, rute ke Kabupaten Lingga yang harus ditempuh kurang lebih lima jam dari Tanjung pinang dan Batam dan 12 jam dari Jambi jika melalui transportasi laut ini, sekarang sudah bisa ditempuh tak kurang dalam satu jam dengan terbang menggunakan pesawat perintis.

Keberhasilannya mengembangkan Bandara Dabo inilah akhirnya Dodi dipercaya sebagai  Koordinator Angkutan Perintis wilayah Kepulauan Riau, Jambi dan Riau. Namun menurutnya, prestasi tersebut seharusnya memberikan kesempatan dan peluang bagi Pemerintah Kabupaten Lingga untuk lebih maju lagi.

"Bukan tidak mungkin Bandara Dabo ini akan menjadi tempat atau pusat pesawat perintis di wilayah Sumatera, khususnya Riau, Kepri dan Jambi," terang pria kelahiran 22 September 1979 ini.

Beruntung, dukungan juga datang dari pemerintah daerah. DPRD Lingga pada 2015 ini juga telah mengupayakan untuk membantu perkembangan Bandara Dabo melalui APBD.

"Mudah-mudahan segera terealisasi," kata Muhammad Nizar, Ketua DPRD Lingga.

"Kita tetap support apa yang telah diwacanakan Kepala Bandara Dabo. Beliau orang yang memiliki semangat. Dan semoga orang-orang seperti ini dapat lebih lama lagi bertahan di Lingga, " harap Nizar. (*)

Editor: Roelan