Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Erosi oleh Manusia 100 Kali Lebih Cepat dari Alam
Oleh : Redaksi
Jum'at | 09-01-2015 | 09:18 WIB
grassed-waterways-prevent-erosion.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM - SEBUAH penelitian terbaru menunjukkan bahwa deforestasi dan pembukaan lahan pertanian intensif dalam beberapa dekade dapat mempercepat proses erosi yang dramatis, lebih lebih besar daripada yang terjadi secara alami meski selama ribuan tahun.

Di seluruh dunia, deforestasi dan peningkatan sektor pertanian meningkatkan erosi melebihi yang terjadi secara alamiah. Tapi pengukuran akurat tingkat erosi alamiah menjadi tugas sulit bagi ahli geologi.

Peneliti melakukan penelitian tingkat erosi di sungai Roanoke, Savannah, dan Chattahoochee di Amerika Utara, dan tujuh lembah sungai besar lainnya di tenggara Amerika Serikat. Penelitian menunjukkan itu menunjukkan hasil yang mengejutkan.

Tingkat erosi di lereng sungai sebelum pemukiman Eropa sekitar satu inci setiap 2.500 tahun. Sedangkan ketika pemukiman penduduk sudah merambah kawasan tersebut pada 1800-an dan awal 1900-an, tingkat erosi melonjak ke satu inci setiap 25 tahun!

"Peningkatannya lebih dari seratus kali lipat," kata Paul Bierman, ahli geologi di Universitas Vermont yang ikut memimpin studi baru dengan mantan mahasiswa pascasarjana dan penulis utama, Luke Reusser, serta ahli geologi, Dylan Rood, di Imperial College, London.

"Tanah menjadi berantakan ketika kita menghapus vegetasi," kata Bierman, "dan kemudian tanah mengikis dengan cepat."

Penelitian itu disajikan secara online pada tanggal 7 Januari 2015, dalam jurnal Geology edisi Februari.

"Studi kami menunjukkan begitu besarnya efek kolonisasi Eropa dan pembukaan pertanian di Amerika Utara," kata Dylan Rood. "Pengerukan tanah oleh manusia 100 kali lebih cepat dari proses alam lainnya!" imbuh Dylan yang dilansir Phyr.org.

Sepanjang selatan Piedmont dari Virginia ke Alabama -peregangan lahan antara Pegunungan Appalachian dan dataran pantai Samudra Atlantik-lempung itu terbentuk selama ribuan tahun. Kemudian, hanya dalam beberapa dekade penebangan yang intensif untuk perkebunan kapas dan produksi tembakau, pengkisan tanah terjadi seperti pada era pra-manusia selama ribuan tahun. (*)

Editor: Roelan