Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tabrakan Tanker di Selat Singapura, Ribuan Ton Minyak Mentah Ancam Cemari Pantai Lagoi Bintan
Oleh : Redaksi
Senin | 05-01-2015 | 09:09 WIB
lokasi_tabrakan_tanker.jpg Honda-Batam
Koordinat yang diprediksi sebagai lokasi tabrakan tanker dan tugboat yang dekat dengan pantai utara Pulau Bintan. (Foto: net)

BATAMTODAY.COM, Singapura - Sebuah tabrakan antara tanker dan tugboat di sebelah timur Selat Singapura pada Jumat (2/12/2014) pagi lalu mengancam lingkungan sekitar, termasuk pesisir wilayah Indonesia. Tabrakan tersebut telah menumpahkan ribuan ton minyak mentah ke laut.

Tidak ada korban akibat tabrakan tersebut dan lalu lintas di pelabuhan dan di Selat Singapura tetap tidak terpengaruh. Sementara otoritas kepelabuhanan dan maritim Sinagpura (MPA) sedang menyelidiki penyebab tabrakan tersebut.

Seperti dilaporkan The Straits Times, MPA menerima laporan pada Jumat pagi bahwa tanker bernama Alyarmouk dari Libya bertabrakan dengan tugboat Sinar Kapuas dari Singapura. Tabrakan terjadi sekitar 11 mil laut timur laut dari Pedra Branca, sebuah pulau terpencil yang merupakan titik paling timur di Singapura.

Tangki kargo Alyarmouk dilaporkan rusak akibat tabrakan itu sehingga 4.500 metrik ton (sekitar 32.400 barel) minyak mentah cemari perairan Selat Singapura. MPA telah mengerahkan helikopter untuk mengecek kondisi lapangan..

Dua perusahaan telah turut mengontrol tumpahan dengan menurunkan empat kapal yang dilengkapi dengan dispersan, oil boom dan skimmer ke lokasi kejadian.

Tanker Alyarmouk sendiri dilaporkan sedang dalam perjalanan dari Tanjung Pelapas, Malaysia, dengan rujuan Tiongkok. Sementara tugboat Sinar Kapuas transit dari Hong Kong ke Singapura, kata MPA.

Akibat musibah tabrakan tersebut, MPA telah memberitahukan ke pihak Malaysia dan Indonesia. MPA dan Indonesia telah berupaya mengatas tumpahan minyak di Selat Malaka dan Selat Singapura.

Pesisir Pulau Bintan termasuk yang terancam tercemari. Pasalnya, lokasi tabrakan itu hanya 18,6 mil laut utara Bintan, Indonesia, terkenal dengan pantai pasir putih yang indah dan kawasan pariwisata lagoi.

Spesies langka di Bintan, salah satunya kura-kura, juga terancam akibat potensi pencemaran tersebut. Padahal, enam dari tujuh spesies kura-kura laut dunia di perairan Indonesia sering, terancam punah. Seperti pantai penyu sisik, Eretmochelys imbricata, dan penyu hijau, Chelonia mydas, di resor Bintan sudah diidentifikasi. (*)

Editor: Roelan