Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Buntut Pembacokan Samsuddin di Tambang PT BKP

Warga Ancam Serang Kamp Sekuriti PT BKP
Oleh : Charles
Selasa | 21-06-2011 | 19:06 WIB
Limbag_PT.BKP_Yang_mencemari_Lahaan_Warga.JPG Honda-Batam

Selain melakukan pembacokan pada warga dengan latar belakang sengketa lahan, Perusahaan PT BKP di Bintan ini juga lakukan pencemaran limbah bauksit di lahan milik warga.

Bintan, batamtoday -  Buntut pembacokan seorang kakek bernama Samsuddin Usman (67) sejumlah warga Melayu di Tanjungpinang melakukan protes keras dan bersama dengan sejumlah warga yang tergabung dalam beberapa suku dan kerabat di Kampung Bangun Rejo, Desa Wacopek Bintan mengancam akan menyerang kamp bodyguard sekuriti milik perusahan Tambang PT Bintan Karisma Pratama (BKP).

Beruntung, sejumlah tokoh masyarakat, termasuk mantan anggota DPRD Bintan di Kijang, Nai' Marsu  melerai dan meminta agar sejumlah warga tersebut tidak melakukan penyerangan. Nai' Marsu bersama tokoh pemuda kekerabatan Melayu Syafri meminta aparat penegak hukum dalam hal ini, polisi agar memproses kasus penganiayaan terhadap Samsuddin itu hingga tuntas.

"Kami meminta, agar polisi segera memproses seluruh pelaku yang terlibat, termasuk orang yang menggerakannya dilapangan," kata Marsu kepada batamtoday, Selasa, 21 Juni 2011.

Marsu juga meminta agar Pemerintah Kabupaten Bintan, aparat penegak hukum dan unsur Muspida lainnya, dapat mengumpulkan seluruh pemuka adat yang ada di Bintan, baik Flores maupun Melayu.

Hal itu, tambah Marsu, adanya indikasi orang yang menyerang dan pengejar Samsudin hingga ke rumahnya, adalah sejumlah orang orang dari suku tertentu yang dipekerjakan sebagai penjaga di lokasi tambang milik Hendi tersebut.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Marsu bersama sejumlah tokoh adat dan pemuda Melayu kembali menjelasakan, kalau Samsuddin Usman (67), sekarat, usai dibacok tujuh bodyguard yang merangkap sekuriti di perusahaan tambang bauksit PT Bintan Karisma Pratama (BKP), sekitar pukul 15.30 WIB, Senin, 20 Juni 2011 kemarin.

Pembacokan in dilatarbelakangi sengketa lahan. Saat itu, kata Syarif dan Nai'Marsu, Samsuddin berangkat dari rumah menuju kebunnnya di Wacopek, untuk mengambil kayu bakar.

"Namun, saat tiba di kebun, dirinya melihat kalau lahanya dikorek oleh pihak perusahaan, hingga dirinya menegur pengerukan pihak perusahaan itu, pada salah seorang pekerja PT BKP. Tidak terima dengan teguran yang dilakukan, akhirnya tujuh bahkan 10 pekerja dari suku tertentu di sana langsung mengejar korban,"' ujarnya.

Ditempat terpisah, Humas PT BKP, Yusuf yang dihubungi batamtoday terkait dengan kasus pembacokan yang di lokasi tambangnya, membenarkan kalau pelaku penganiayaan itu adalah pekerjanya.

Namun di akhir konfirmasi, Yusuf terkesan pura-pura pikun, dengan alasan tidak mendengar pertanyaan wartawan hingga sambungan telepon terputus.