Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kemampuan Berdiri dengan Satu Kaki Cerminkan Kesehatan Otak
Oleh : Redaksi
Sabtu | 20-12-2014 | 12:29 WIB

BATAMTODAY.COM - SEBUAH penelitian memaparkan, berjuang agar bisa berdiri dengan satu kai selama 20 detik atau lebih ada kaitannya dengan peningkatan risiko kerusakan pembuluh darah kecil di otak. Bahkan bisa menyebabkan penurunan kognitif pada infividu sehat tanpa gejala klinis.

Demikian menurut penelitian baru yang dipublikasikan dalam jurnal Stroke dari Asosiasi Jantung American. "Penelitian kami menemukan bahwa kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki adalah tes penting untuk kesehatan otak," kata Yasuharu Tabara PhD, profesor di Pusat Pengobatan Genomic di Kyoto University Graduate School of Medicine, Jepang.

"Individu yang tak mampu berdiri pada satu kaki harus mendapat perhatian lebih, karena hal ini dapat mengindikasikan peningkatan risiko untuk penyakit otak dan penurunan kognitif," imbuhnya.

Penelitian ini melibatkan 841 perempuan dan 546 laki-laki yang rata-rata berusia 67 tahun. Para peserta berdiri dengan mata terbuka dan mengangkat satu kaki. Waktu maksimum untuk tetap pada posisi seperti itu adalah 60 detik.

Para peserta diminta melakukan aktivitas fisik seperti itu sebanyak dua kali, dan yang terbaik dalam melakukannya digunakan sebagai data analisis penelitian. Penyakit pembuluh darah kecil di otak dievaluasi menggunakan pencitraan resonansi magnetik (MRI).

Para peneliti menemukan bahwa ketidakmampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama lebih dari 20 detik dikaitkan dengan penyakit pembuluh darah kecil di otak, yaitu infark kecil tanpa gejala seperti lacunar infark dan microbleeds.

Para peneliti mencatat bahwa:

* 34,5 persen dari peserta dengan lebih dari dua lesi infark lakunar bermasalah dalam keseimbangan.

* 16 persen dari peserta dengan satu lacunar infark lesi bermasalah dalam keseimbangan.

* 30 persen dari peserta dengan lebih dari dua lesi microbleed bermasalah dalam keseimbangan.

* 15,3 persen dari peserta dengan satu microbleed lesi juga bermasalah dalam keseimbangan.

Secara keseluruhan, mereka dengan penyakit otak karena berusia tua, memiliki tekanan darah tinggi dan memiliki arteri karotid yang lebih tebal daripada mereka yang tidak memiliki penyakit pembuluh darah kecil di otak.

Namun, setelah penyesuaian untuk kovariat (kovariat adalah satu atau lebih variabel bebas yang digunakan untuk memprediksi status dari variabel terikatnya) ini, orang-orang dengan banyak microbleeds dan infark lakunar di otak, memiliki waktu yang lebih singkat untuk kali berdiri pada satu kaki. Dan singkatnya waktu untuk berdiri di atas satu kaki, secara independen juga terkait dengan skor kognitif yang lebih rendah.

Walaupun penelitian sebelumnya telah meneliti hubungan antara kemampuan fisik dan risiko stroke, ini adalah penelitian pertama yang meneliti berapa lama seseorang dapat berdiri dengan satu kaki sebagai indikasi kesehatan otak.

"Lama waktu untuk berdiri dengan satu kaki adalah ukuran sederhana ketidakstabilan postural dan mungkin menjadi konsekuensi dari adanya kelainan otak," kata Tabara.

Penyakit pembuluh kecil terjadi karena microangiopathy arteriol dalam otak, membuat arteri ini kurang fleksibel, dan dapat mengganggu aliran darah. Penyakit pembuluh kecil biasanya meningkat seiring usia.

Kehilangan koordinasi motorik, termasuk keseimbangan, sama halnya dengan gangguan kognitif, telah dinyatakan bisa mewakili kerusakan otak subklinis. Tabara dan rekan juga menemukan hubungan yang kuat antara berjuang untuk berdiri dengan satu kaki dan peningkatan usia, yang ditandai dengan singkatnya waktu untuk berdiri dengan satu kaki pada pasien yang berusia 60 tahun lebih.

Meskipun studi ini tidak menilai riwayat peserta kecelekaan atau masalah kebugaran fisik, seperti seberapa cepat mereka bisa berjalan atau kelainan gaya berjalan, Tabara mengatakan uji berdiri dengan satu kaki adalah cara mudah untuk menentukan apakah ada tanda-tanda awal adanya risiko stroke dan gangguan kognitif, dan apakah pasien membutuhkan evaluasi tambahan. (*)

Editor: Roelan