Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Presiden Perintahkan Menkeu Beli Kapal Patroli Sebanyak-banyaknya

Ada 7.000 Kapal di Perairan Indonesia, 90 Persen Ilegal
Oleh : Redaksi
Senin | 15-12-2014 | 17:12 WIB
Dua_Kapal_Nelayan_Asing_Asal_Thailand_Saat_Diamankan__DiPerairan_Tarempa_pada_pukul_17.52_WIB.JPG Honda-Batam
Dua kapal nelayan asing asal Thailang yang baru-baru ini diamankan TNI AL di perairan Anambas. (Foto: dok/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Aksi pencurian ikan oleh nelayan asing di sejumlah perairan Indonesia membuat berang Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). Mulai tahun depan, Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro, pun diminta untuk membeli kapal patroli sebanyak-banyaknya untuk mengamankan perairan Indonesia dari penjarah asing.

"Saya panas karena diberi tahu bahwa setiap malam ada pesta menangkap ikan oleh ratusan kapal, ribuan kapal. Sekarang total baru ditangkap sekitar 30-an, masih sangat kurang. Tapi mudah-mudahan tidak ada lagi kapal yang ditangkap, karena tidak ada lagi yang berani masuk," kata Jokowi saat menghadiri puncak peringatan Hari Nusantara ke-14 di Siring Laut, Kotabaru, Kalimantan Selatan, Senin (15/12/2014).

Jokowi menegaskan, kapal-kapal patroli tersebut sangat diperlukan karena kapal patroli yang ada di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah tidak mamadai dan tidak dilengkapi monitoring system. "Kapal patroli disiapkan. Dengan monitoring system kita jadi tahu kapal di mana, jumlah berapa, tinggal mengejar begitu masuk perairan kita. Tangkap, tenggelamkan," tegas Jokowi seperti dilansir dari laman Sekretaris Kabinet.

Jokowi juga mengingatkan, ada 5.000 sampai 7.000 kapal yang beredar di perairan Indonesia. Namun, "Hampir 90 persen itu illegal. Dan itu kita diamkan bertahun-tahun. Jangan sampai terjadi lagi hal tersebut dalam pemerintahan saya ini," pinta Jokowi seraya menyebutkan, akibat illegal fishing Indonesia setiap tahun kehilangan Rp300 triliun.

Jokowi pun menekankan kembali pentingnya semua pihak menjaga laut. Dengan sikap tegas menjaga kedaulatan wilayah perairan, Jokowi yakin bahwa orang luar mulai memperhitungkan Indonesia.

"Setiap hari ada kapal yang ditangkap, tadi saya dibisiki oleh Bu Menteri KP (Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti), Pak kemarin ditangkap lagi sembilan. Masak hanya sembilan. Alhamdulillah, ada tambahan. Inilah bentuk kewibawaan kita dalam menjaga kedaulatan perairan kita," tandas Jokowi.

Jokowi juga mengungkapkan, ketika Indonesia menenggelamkan kapal nelayan asing dua pekan lalu, dirinya ditelepon sejumlah pemimpin negara sahabat. "Pak Jokowi menenggelamkan kapal kok pakai dinamit. Saya jawab ini baru peringatan pertama. Nanti ada lagi pesan dan peringatan yang kedua, tunggu saja," katanya. (*)

Editor: Roelan