Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Galang Batam Resahkan Aktivitas Pencurian Harta Karun di Pulau Bubut
Oleh : Hadli
Senin | 15-12-2014 | 15:32 WIB
Pencuri Harta Karun BMKT di Laut Bintan.JPG Honda-Batam
Aktiviitas penyelaman yang diduga untuk mencari harta karun di perairan Bintan. (Foto: dok/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Warga Galang, Batam, diam-diam memendam keresahan atas maraknya aksi pencurian keramik, guci dan sebagainya yang diduga berasal dari peninggalan Dinasti Ming di sekitar laut Pulau Bubut, Sembulang. Bahkan, aktivitas pencurian "hartu karun" itu marak sejak delapan bulan belakangan.

Awang, bukan nama sebenarnya, yang merupakan warga setempat, mengungkapkan, dalam delapan bulan terakhir penyelam banyak mengangkut keramik dan sebagainya dari kapal peninggalan Dinasti Ming yang diduga tenggelam di perairan tersebut. Harta karun tersebut pun diperkirakan berusia 800 - 1.000 tahun.

"Aktivitas penyelaman dilakukan pada siang hari. Banyak keramik dan lainnya yang diangkut dari kapal karam di laut pulau Bubut Sembulang," jelasnya, kepada pewarta, Senin (15/12/2014).

Ia mengatakan, penyelam yang mengambil peninggalan sejarah diduga kuat peninggalan Dinasti Ming bukan orang sembarangan. Pasalnya, kata dia, aktivitas penyelaman dilaut tersebut juga diduga dipantau oknum TNI AL.

"Setiap orang yang mau menyelam tidak bisa asal sembarang nyelam. Harus lapor dulu, bayar Rp3 juta. Kalau sudah bayar, berapa pun keramik yang diangkut tidak jadi persoalan," ungkap Awang dengan logal Melayu kental.

Awang yang ditemani Nurdin (bukan nama sebenarnya), menambahkan, setiap penyelam juga harus memenuhi syarat yang ditentukan oknum tersebut. Penyelam tidak boleh menggunakan peralatan modern, namun hanya boleh menggunakan alat ala kadarnya seperti kompresor.

"Katanya biar tidak teralu dicurigai. Kalau pakai tabung selam modern cepat dicurigai orang. Tapi kalau pakai alat alakadarnya kayak konpresor diperbolehkan," kata Awang yang diamini Nurdin.

Mereka berdua sempat menyayangkan adanya aktivitas penyelaman yang diduga dibekingi oknum TNI AL tersebut. Padahal, katanya, prajurit TNI seharunya ikut menjaga aset peninggalan sejarah, bukan membantu pencurian harta karun tersebut. (*)

Editor: Roelan