Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Banyak Pungutan, BEM Universitas Putera Batam Gelar Rapat Akbar di Kampus
Oleh : Gabriel P Sara
Senin | 15-12-2014 | 08:48 WIB
rapat_akbar_bem_upb.jpg Honda-Batam
Rapat akbar yang digagas BEM Universitas Putera Batam. (Foto: Gabriel P Sara/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Putera Batam (UPB) bersama ratusan anggotanya menggelar rapat besar di aula kampus di Tembesi, Sabtu (13/12/2014) lalu. Rapat bersama tersebut bertujuan untuk membenahi internal baik mahasiswa sebagai motor penggerak reformasi serta kemajuan kampus Putera Batam.

Rapat itu juga dihadiri oleh seluruh dosen UPB, mahasiswa lainya dan Rektor UPB, Nur Elvi Husda. Rapat besar itu berjuluk "Dengan Semangat Reformasi, Demokrasi dan Transparansi, Prinsip Akuntabilitas Komprehensif Transparansi Wajib Kita Budayakan Nirlaba, Penjaminan Mutu Efektivitas, Efisiensi Menuju UPB yang Lebih Baik".

Ketua panitia pelaksana, Donald M Togatorop, mengatakan, tujuan digelarnya rapat besar itu untuk memberikan masukan, kritik dan saran terkait perkembangan pendidikan serta organisasi-organisasi di UPB, salah satunya BEM.

"Banyak kejanggalan-kejanggalan yang ada di kampus ini, salah satunya adalah denda yang diberikan kepada mahasiswa. Denda itu terlalu berlebihan, dan banyak dikeluhkan mahasiswa ke kita. Begitu dengan organisasi yang ada, pihak UPB sendiri tidak ada kerja sama sama sekali, seolah-olah organisasi kami ini tidak penting. Padahal kita ingin bersama-sama membangun kampus ini untuk bisa bersaing dengan universitas-universitas lainnya," kata Donald.

Tujuan dari rapat besar ini, kata Donald, untuk meminta pihak UPB lebih transparansi dalam melakukan segalah pungutan biaya, sekaligus untuk menyambut persaingan internasional itu perlu berbagai persiapan yang matang dalam interen kampus itu sendiri. Mahasiswa sebagai motor penggerak tentunya sangat dibutuhkan kesiapan yang matang untuk berdedikasi bagi dunia pendidikan di Indonesia.

"Tanpa mahasiswa, pihak kampus tidak bisa berbuat apa-apa. Namun jangan manfaatkan keadaan atau kelemahan mahasiswa itu sendiri dan segala bentuk kendala harus ditransparankan sehingga perlu diskusi seperti ini sehingga bisa sama-sama mencari solusi yang tepat nantinya," kata Donald.

"Dengan adanya rapat ini, pihak kampus bisa peka dan jangan mengedepankan egosentris, tetapi duduk bersama mencari solusi atas segala kendala yang dihadapi di UPB ini," terang Donald.

Salah satu mahasiswa mengeluh karena pihak UPB tidak ada toleransi. Hal tersebut dialami ketika dirinya pada saat bersamaan dengan ujian, sakit dan harus menjalani operasi bedah dalam.

Itu pun ia terkena denda untuk ujian susulan. Yang lebih parahnya lagi, papar Donald, setelah mau mengikuti ujian susulan sesuai hari yang diberikan pihak UPB, ia terpaksa kembali menjalani operasi ulang karena mengalami komplikasi. Itu pun harus membayar denda lagi.

"Saya merasa sangat tidak puas dengan pihak kampus. Denda pertama saya bayar, terus saya mengalami komplikasi dan harus operasi ulang. Itu pun pihak kampus meminta bayar lagi dendanya. Sama sekali tidak ada toleransinya. Sepertinya peraturan itu dibuat sendiri oleh pihak kampus itu untuk mengambil keuntungan dari mahasiswa yang kuliah di situ," tuding mahasiswa yang mau menyebutkan namanya itu.

Hal yang menjadi masukan dalam kegiatan rapat besar itu di antaranya memperjelas landasan hukum organisasi kemahasiswaan di UPB, berdasarkan Kepmendikbud No. 155/U/1998 tentang Kebebasan Akademik/Mimbar Akademik/Otonomi Keilmuan, Hak-hak Mahasiswa dan Dosen sesuai PP RI Nomor 60 Tahun 1999.

Sementara Presiden Mahasiswa UPB, Fery Budianto, menambahkan, dengan adanya rapat akbar ini segenap mahasiswa di kampus UPB yang ada di Tembesi, Tiban dan Nagoya bisa berkoordinasi dengan baik agar sama-sama menjadi motor penggerak kampus yang baik.

"Karena kalau mahasiswa tidak bisa disatukan dan tak kritis, berarti bukti kampus ini gagal. Ke depannya sama-sama kita buat yang terbaik untuk kebaikan bersama," imbau Fery.

Pihak kampus juga dituntut untuk mampu meningkatkan kompetensi mahasiswa melalui UKM-UKM bidang penelitian, penalaran dan keilmuan, pengabdian kepada masyarakat.

"Sistemnya sudah bagus, hanya saja tidak dipublikasikan. Seharusnya transparan, sehingga kita bisa bersaing di MEA dan AFTA nantinya, serta menjadi universitas yang ternama," ujar Fery.

Menyikapi hal-hal tersebut, Rektor UPB, Nur Elvi Husda, mengatakan, pihaknya akan membenahi semua atas masukan-masukan dari mahasiswa itu. Serta untuk menghadapi MEA ataupun AFTA nantinya,  ia menjelaskan akan mempersiapkan dengan matang agar bisa bersaingan dengan unversitas internasional.

"Perbaiki apa yang harus diperbaiki agar mahasiswa mengenal apa yg seharusnya dilakukan sebagai mahasiswa," ujar Nur Elvi.

Karena tujuan pendidikan UPB ke depannya adalah menjadi mahasiswa yang berdedikasi dan menjadikan UPB sebagai bisa bersaing di mata pendidikan internasional. "Harus dibenahi dari dalam dulu. Yang belum sempurna kita sempurnakan dengan duduk bersama antara mahasiswa dan pihak kampus," Kata Nur.

Dengan adanya rapat itu, Nur berharap agar mahasiswa lebih kretif dan aktif dalam segala hal untuk kemajuan dunia pendidikan dan bangsa ini. (*)

Editor: Roelan