Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Keluarga Tegaskan Ahmad Anis Meninggal karena Sakit
Oleh : Hadli
Sabtu | 13-12-2014 | 17:10 WIB
jasad_anis1.jpg Honda-Batam
Peti jenazah Anggota DPRD Serang, Ahmad Anis Fuad Bin KH Djawahi saat tiba di kargo Bandara Hang Nadim sebelum diterbangkan ke Jakarta.

BATAMTODAY.COM, Batam - Kerabat Ahmad Anis Fuad Bin KH Djawahi, menegaskan bahwa anggota DPRD Komisi III DPRD Kota Serang, Provinsi Banten itu meninggal karena sakit, bukan lantaran faktor lainnya.

"Tidak benar kalau dia meninggal karena hal lainnya. Dia memang sudah lama mengidap penyakit ini. Berdasarkan pengakuan rekannya, Anis memang sempat mengonsumsi makanan berprotein tinggi," kata Ahmad Matin, kakak kandung Anis di Kargo Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Sabtu (13/12/2014) sekitar pukul 15.20 WIB. 

Matin menyebutkan, sebelum meninggal, Anis sempat menghubungi ayahnya di Serang untuk menanyakan kondisi keluarga. Dia juga sempat mengeluhkan kondisi fisiknya.

Anis yang pulang dari Singapura singgah di sebuah hotel di kawasan Jodoh. Usai menunaikan shalat, dia mengeluh kepada Uhen, rekannya, kalau mengalami masuk angin.

"Usai shalat, almarhum ke kamar sebelah (rombongan anggota DPRD Serang) dia  (almarhum)  merasa masuk angin, saya rasa karena naik kapal dari Singapura, mungkin anginnya kencang. Di kamar temannya dia masih mengenakan sarung meminta badannya dikerik. Tapi sebelumnya dia juga sempat menghubungi adik saya karena sesak nafas," katanya kembali. 

Matin sempat menghubungi Anis untuk menanyakan kondisinya. Namun ponsel Anis diangkat oleh rekannya dan menyatakan adiknya tersebut dalam perjalanan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

"Beberapa menit kemudian, Uhen kembali menghubungi bahwa Anis sudah meninggal. Pagi tadi jam 6.00 wib saya yang langsung berangkat ke Batam bersama adik saya," katanya lagi. 

Ia mengatakan semasa hidup, Ahmad Anis juga merupakan pengurus Yayasan Pondok Pesantrean Darul Falah yang memiliki penyakit darah tinggi, gula dan kolesterol. Untuk mengobati penyakitnya itu, selama tiga hari sekali korban mengecek penyakitnya. Bahkan menurut dia adiknya itu sering mendapat perawatan di rumah sakit. 

"Dia mempunyai riwayat medis, hipertensi, gula dan diabetes penyakit yang diderita berkaitan dengan jantung," tambah pemimpin Yayasan pondok pesantren Darul Falah, Ciloan, Serang ini. 

Sementara itu, Owi, adik kandung Anis mengatakan, otopsi tidak dilakukan karena tidak mendapat persetujuan keluarga. 

"Tadi visum luar aja. Sejak awal kita tidak mau diotopsi," tutup lagi sembari mengenang almarhum sering mengingatkan dirinya saat bepergian ke luar kota untuk tidak terjerumus dalam lingkaran narkoba. 

Editor: Dodo