Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tak Kunjung Dianggarkan, Warga Tanjunguban Perbaiki Pelantar Kayu Secara Swadaya
Oleh : Harjo
Sabtu | 13-12-2014 | 14:29 WIB
Sejumlah_warga_rapat_rencana_Goro_di_pelantar_kayu_jalan_RE_Martadina_yang_sudah_rusak_dan_mengganggu_aktifitas_warga_setempat.jpg Honda-Batam
Sejumlah warga menggelar rapat untuk menggelar gotong royong memperbaiki pelantar kayu yang rusak di Jalan RE Martadinata. (Foto: Harjo/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Warga yang tinggal di sekitar pelantar kayu Jalan RE Martadinata sudah lama mendambakan pelantar beton atau permanen. Sayangnya, pelantar kayu yang sudah rapuh termakan waktu tersebut hingga kini tidak bisa dimanfaatkan karena pembangunan dari pemerintah belum terealisasi.

Kepala Seksi Pembangunan di Kelurahan Tanjunguban Kota, Prianto, menyampaikan, adanya permintaan dari warga yang ada di sekitar pelantar agar dibangun pelantar yang permanen memang sudah lama. Tetapi walaupun sudah beberapa kali diusulkan melalui musyawarah rencana pembangunan daerah (musrembangda), permintaan itu belum bisa diwujudkan.

"Sudah beberapa kali diusulkan dan dijadikan sebagai acuan yang menjadi prioritas utama. Tetapi realisasinya pembangunan pelantar tersebut belum dianggarkan," ungkap Prianto.

Karena kondisi pelantar yang sudah tidak bisa dimanfaatkan, warga pun bermusyawarah bersama pihak kecamatan dan kelurahan. Akhirnya disepakati perbaikan pelantar itu dilakukan secara swadaya sambil menunggu pembangunan yang permanen terealisasi.

"Sementara ini yang diperbaiki hanya bagian pelantar yang rusak saja agar pelantar tetap bisa dimanfaatkan mengingat pelantar ini menjadi satu-satu akses warga yang berdomisili di sekitar pelantar," katanya.

Rudi, warga setempat, berharap pemerintah daerah bisa membangun pelantar yang permanen. Dengan demikian akses warga tak terganggu lagi. Pelantar tersebut merupakan satu-satunya jalan yang bisa diakses warga, terutama kendaraan bermotor.

"Kita berharap pemerintah mencarikan jalan keluarnya sehingga akses warga tidak terganggu. Kalau pejalan kaki, mungkin bisa memanfaatkan jalan lewat pelabuhan Bulanglinggi, namun yang memiliki kendaraan roda dua, saat ini sangat terganggu," terangnya. (*)

Editor: Roelan