Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lagi, Kapal Nelayan Lokal Diburu Kapal Asing di Anambas
Oleh : Nursali
Jum'at | 12-12-2014 | 18:00 WIB
Ilustrasi-Kapal-Nelayan lokal.jpg Honda-Batam
Ilustrasi kapal nelayan lokal. (foto: net)

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Kasus pengejaran kapal nelayan lokal oleh kapal nelayan asing di perairan Kabupaten Kepulauan Anambas dilaporkan kembali terjadi. Bahkan, aksi yang dilakukan nelayan asing yang ditengarai asal Thailand itu sudah tak asing lagi terdengar.

Kali ini kapal nelayan asal Kijang, Kabupaten Bintan, dan nelayan Desa Batu Belah, Kecamatan Siantan Timur, Kabupaten Kepulauan Anambas, diburu oleh kapal nelayan asing yang diduga aasl Thailand.

"Mereka (nelayan lokal, red) mengaku dikejar-kejar oleh kapal nelayan Thailand. Mereka dikejar sampai ke tempat pengeboran minyak sana," kata Azian Kepala UPT Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kepulauan Anambas di Jemaja, yang dihubungi melalui telepon, Jumat (12/12/2014).

Azian menuturkan, nelayan-nelayan lokal tersebut mengaku dikejar-kejar saat memancing di perairan yang tak jauh dari Pulau Jemaja pada Kamis (11/12/2014) siang.

Kepala DKP Kabupaten Kepulauan Anambas, Yunizar, mengaku tak asing lagi dengan ulah nelayan asal Thailand itu. Menurutnya, laporan tersebut bukan kali pertama diterimanya. Bahkan beberapa waktu lalu juga ada nelayan lokal asal Anambas yang melaporkan kapalnya hendak ditenggelamkan dengan cara menabrakkan kapal mereka ke kapal nelayan lokal.

"Memang, kelakuan nelayan asing ini sudah merajalela. Nelayan lokal di daerah Tokong Atap, Kecamatan Jemaja, dan juga nelayan asal Siantan Timur juga melaporkan sama saya kemarin. Mereka juga mengaku dikejar-kejar," Yunizar.

Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Tarempa, Letkol Laut (P) Tomi Erizal, membenarkan kejadian yang menimpa sejumlah nelayan lokal tersebut. Bahkan, dia mengaku pihak Lanal Tarempa telah mengantongi beberapa koordinat yang sering dikunjungi oleh kapal asing.

Sementara, untuk menangkap kapal pelaku illegal fishing tersebut saat ini telah tiba KRI Sultan Hasanuddin-366 yang berjaga-jaga di perairan Indonesia, khususnya Anambas.

"Kita sudah terima informasi tersebut. Itu makanya KRI kita di sini untuk menjaga laut kita. Kita pasti tindak tegas pelaku illegal fishing itu," tegas Tomi.

Sementara seperti yang diberitakan bangkokpost.com, kapal pukat nelayan Thailand kemungkian tidak terpengaruh dengan ancaman Indonesia itu dan bakal tetap mengambil risiko untuk "menyusup" ke perairan Indonesia.

"Nelayan harus bertahan hidup. Mereka tidak bisa menanggung kerugian dalam setiap perjalanan ke laut dan kita harus mengakui bahwa hampir tidak ada ikan yang tersisa di Thailand," katanya. "Kadang-kadang mereka harus mengambil risiko," kata ketua asosiasi perikanan di Thailand. (*)

Editor: Roelan