Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bahasa Melayu untuk Masyarakat ASEAN
Oleh : Gokli
Jum'at | 12-12-2014 | 13:13 WIB
sani_bahasa_melayu.jpg Honda-Batam
Gubernur Muhammad Sani memberikan pemaparan dalam pra konvensi Hari Pers Nasional yang diadakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kepri.

BATAMTODAY.COM, Batam - "Bahasa Melayu tidak hanya untuk Indonesia, tapi juga untuk masyarakat ASEAN," begitu disampaikan Gubernur Kepri, Muhammad Sani dalam acara pra konvensi bahasa jelang Hari Pers Nasional yang diadakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kepri dengan tema "Bahasa Melayu untuk Indonesia yang Bahari dan Baharu", di Harmoni One Hotel, Batam Center, Jumat (12/12/2014) siang.

Menurut Gubernur Kepri, hasil pra konvensi ini akan dibawa ke dalam konvensi yang melibatkan beberapa negara lain. Sehingga, diharapkan konvensi itu dapat menghasilkan sesuatu yang lebih memperkuat eksistensi bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

"Khusus bahasa perlu jadi prioritas. Bahasa Melayu tidak hanya dalam konteks bahasa, tetapi dalam konteks pengembangan pariwisata, yang berkaitan dengan kemaritiman dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)," kata dia.

Dalam beberapa seminar yang kerap dilakukan sudah sangat mendukung bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, lanjut Sani, masih perlu dilakukan pembahasan lagi. Sehingga bahasa Melaya tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk masyarakat ASEAN.

"Malaysia sendiri bahkan sudah mendukung kalau bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Melayu mana?, itu Melayu Kepri di sebuah pulau kecil yaitu pulau Penyengat," ungkap Sani.

Untuk mewujudkannya, lanjut Sani, akan dimulai dengan sosialisasi kepada guru-guru bahasa di sekolah. Selanjutnya, pendidikan bahasa Melayu juga akan dimasukkan dalam muatan lokal untuk sekolah di Kepri.

Sani juga berharap, guru bahasa di setiap sekolah sudah mulai berbicara dengan bahasa Melayu. Dengan demikian, bahasa Melayu bisa tersosialisasikan dengan baik kepada masyarakat luas.

"Bayangkan saja Belanda sudah buat sekolah Bumiputera pada abad ke-18 dengan bahasa Melayu. Bahasa Melayu ini sudah dicernakan," tutup dia.

Editor: Dodo